Sejarah dan fakta Paralimpiade, kadang dikacaukan dengan Olimpiade Khusus

- 6 September 2021, 05:50 WIB
Mendapat bonus 13,5 miliar, Leani Ratri Oktila raih 2 emas dan 1 perak di Paralimpiade Tokyo 2020
Mendapat bonus 13,5 miliar, Leani Ratri Oktila raih 2 emas dan 1 perak di Paralimpiade Tokyo 2020 /Instagram.com/NCP Indonesia

WartaBulukumba - Leani Ratri Oktila menjadi bintang kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo baru baru ini.

Atlet 30 tahun itu menyabet dua emas satu dan perak dari cabang bulutangkis. Dua emas diboyong Leani setelah memenangkan nomor ganda putri dan ganda campuran. Medali perak disabetnya di nomor tunggal putri SL4.

Leani Ratri lalu tercatat sebagai atlet Indonesia dengan perolehan medali Paralimpiade terbaik dalam sejarah. Tiga medali dari Leani Ratri Oktila membuat kontingen Indonesia memperoleh total 9 medali Paralimpiade Tokyo hingga Ahad 5 September 2021.

Baca Juga: 7 Fakta menarik ihwal Windy Cantika Aisah, peraih medali pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo

Bagaimanakah sejarah Paralimpiade atau paralimpik? Berikut sekilas bentangan sejarahnya, dirangkum WartaBulukumba.com dari pelbagai sumber.

Nama Paralimpiade berasal dari bahasa Yunani, kata "para" yang berarti "di samping" atau "berdampingan" yang merujuk kepada suatu kompetisi yang diselenggarakan paralel dengan Olimpiade.

Nama ini tidak ada berkaitan dengan paralisis atau paraplegia.

Kompetisi ini merupakan ajang olahraga untuk berbagai nomor untuk atlet yang mengalami cacat fisik, mental dan sensoral.

Baca Juga: 5 fakta Kevin Cordon, pebulutangkis Guatemala yang dilatih pria Indonesia

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah