Network
WartaBulukumba.Com - Teleskop-teleskop pengamatan hilal mulai disiagakan di berbagai titik di Tanah Air, menjelang sidang isbat, sebuah wacana mengejutkan pun bergulir. Ada ide penghapusan sidang isbat dari pengurus Muhammadiyah.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyuarakan penolakan mereka terhadap saran yang diberikan oleh Muhammadiyah mengenai pembatalan sidang isbat yang bertujuan menentukan awal Ramadan.
Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU, menegaskan bahwa pelaksanaan sidang isbat merupakan suatu kewajiban yang sudah diatur dalam peraturan pemerintah. Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf, menyatakan bahwa penghapusan sidang isbat memerlukan proses yang panjang karena sudah menjadi bagian dari aturan yang berlaku.
Baca Juga: Pendataan non ASN 2024: Simak cara cek data non ASN di laman BKN
“Penghapusan sidang isbat itu tidak bisa tiba-tiba. Misalnya Menteri Agama tiba-tiba bilang tahun ini nggak ada sidang isbat, tentu kami akan protes juga karena ini sudah jadi aturan,” kata Gus Yahya, dikutip dari Pikiran-rakyat.com pada Sabtu, 10 Maret 2024.
Gus Yahya menyampaikan bahwa sidang isbat diadakan untuk memastikan keharmonisan dalam masyarakat selama bulan Ramadan dan Idulfitri.
“Sidang isbat ini diselenggarakan untuk tujuan agar harmoni masyarakat tetap terpelihara dalam ramadan dan idulfitri. Setahu saya bahkan dulu yang mengusulkan sidang isbat itu Muhammadiyah,” ujar Gus Yahya.
Baca Juga: Cara cek data non ASN di BKN: Sebuah langkah menuju transformasi kepegawaian di Indonesia
Penghapusan sidang isbat menghemat anggaran
Diketahui bahwa ide penghapusan sidang isbat mengemuka setelah dilontarkan Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
