Kasus gagal ginjal akut di Indonesia tertinggi di dunia, Polri pun turun tangan

- 24 Oktober 2022, 19:53 WIB
Ilustrasi - Kasus gagal ginjal akut di Indonesia tertinggi di dunia, Polri ikut selidiki
Ilustrasi - Kasus gagal ginjal akut di Indonesia tertinggi di dunia, Polri ikut selidiki /Pixabay/2344799/

Sementara itu, BPOM mempublikasikan informasi kelima hasil pengawasan BPOM terkait sirup obat yang tidak menggunakan Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan Gliserin.

Penjelasan dari BPOM, sebagaimana dikutip dari akun Intagram @bpom_ri, BPOM telah melakukan penelusuran data registrasi terhadap seluruh produk obat bentuk sirup dan drops.

Baca Juga: Covid-19 sub varian Omicron XBB menyerang Indonesia dan Singapura

BPM memperoleh data sejumlah 133sirup obat yang tidak menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliserin/gliserol sehingga aman sepanjang digunakan sesuai aturan pakai.

BPOM akan terus memperbaharui informasi terkait dengan hasil pengawasan terhadap sirup obat sesuai dengan data yang terbaru.

 

Kepala BPOM, Penny Kusumastuti Lukito, menjelaskan, penelusuran diambil dari data registrasi terbaru seluruh obat yang berbentuk sirup dan drops.

Baca Juga: 12 kipas ikut ambruk usai kubah Masjid Raya Jakarta Islamic Centre dilahap si jago merah

 

"Ini penelusuran yang kami lakukan dari mulai awal, ada 133 sirup obat terdaftar di BPOM tidak menggunakan empat pelarut Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol," ucap Penny, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com pada Senin.

 

"Sehingga (133 obat tersebut) aman sepanjang digunakan sesuai aturan pakai," kata dia lagi, di Kantor BPOM, Jakarta, Minggu, 23 Oktober 2022.

BPOM menduga, cemaran EG dan DEG berasal dari empat bahan tambahan yang digunakan dalam obat sirup tersebut.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x