Pemerintah Indonesia akan impor beras 22.500 ton dari Kamboja

18 Maret 2024, 23:10 WIB
Pemerintahan Jokowi kembali akan impor beras 22.500 ton dari Kamboja /Dok. Kominfo.go.id

WartaBulukumba.Com - Sinar matahari memeluk tubuh para ibu dan bapak yang tergopoh-gopoh mengantri di depan beras bersubsidi. Pemandangan seperti ini sudah sangat lazim di hari-hari ini, persis yang terjadi pada era 1960-an di Indonesia.

Media asing, Reuters juga menyoroti mahalnya harga beras di Indonesia yang menambah penderitaan masyarakat.

"Di bawah sinar matahari sore, puluhan orang Indonesia, kebanyakan perempuan, berkumpul dalam antrean yang mengular untuk membeli sekarung beras bersubsid. Tangan mereka menjulur melewati gerbang besi untuk mengambil kupon yang menjamin mereka mendapat tempat untuk beli beras," tulis Reuters.

Suasana itu diungkapkan Reuters pada Rabu, 28 Februari 2024 dalam artikel berjudul "Sprawling queues for subsidised rice highlight plight of Indonesia's poor" di situs mereka.

Baca Juga: Cara cek data non ASN di BKN: Memetakan tenaga pelayanan publik non PNS se-Indonesia

Wartawan Reuters memulai laporan dengan menceritakan situasi yang terjadi di Pasar Murah yang diadakan Perum Bulog di Kota Bekasi, berjarak 25 km dari ibu kota Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengimpor 880,82 ribu ton beras pada Januari-Februari 2024. Volume impor beras ini naik 93% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

Pada periode Januari-Februari 2024, impor beras Indonesia paling banyak berasal dari Thailand yang mencapai 59,11% atau sekitar 520.652 ton. Kemudian, impor beras paling banyak dari Pakistan sebesar 17,82% atau sekitar 156.962 ton, lalu dari Myanmar sebesar 14,34% atau sekitar 126.309 ton.

Baca Juga: Siapkan 6 dokumen penting ini sebagai syarat pendaftaran CPNS 2024

Indonesia pengimpor beras terbesar 

Sebuah ulasan lainnya di Reuters menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang melakukan impor beras terbesar pada tahun 2023.

Pada Januari 2024, nilai impor beras Indonesia mencapai US$279,2 juta atau Rp4,3 triliun. Nilai impor beras pada Januari 2024 naik 135,1 persen secara tahunan (yoy) dari US$118,7 juta pada Januari 2023.

Pemberitaan Reuters juga menuliskan bahwa Indonesia mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand. Pada tahun 2022, Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan kedua negara untuk mengamankan 1 juta ton beras dari masing-masing negara.

Baca Juga: Siap-siap! Seleksi CPNS 2024 dibuka seusai Pemilu

Masyarakat diimbau tak perlu khawatir

Pada Februari lalu, Direktur Utama Perum BULOG Bayu Krisnamurthi mengimbau masyarakat tak perlu khawatir akan kenaikan harga beras dan stok beras. Menurutnya saat ini harga mulai stabil dan normal kembali karena pasokan beras di Pasar Induk Johar Karawang mulai masuk dari Jawa Tengah yang mulai panen raya.

“Masyarakat tak perlu khawatir kini harga mulai normal dan stabil. Harga beras premium yang kemarin sempat tembus Rp17 ribuan saat ini bertahap mulai turun dan kembali ke harga di kisaran Rp14 ribuan. Begitu juga beras medium harga mulai stabil,” kata Bayu saat berbincang di Kantor BULOG, dikutip dari laman Bulog.go.id pada Rabu, 28 Februari 2024.

Bayu menjelaskan harga beras kadang naik lantas normal kembali itu sebenarnya sudah menjadi siklus tahunan kalau kita mau mencermatinya. Itu juga terjadi pertengahan tahun lalu. Hanya saja tahun ini memang panen agak mundur karena faktor alam.

“Memang faktor alam tidak bisa kita hindari. Badai El Nino yang melanda, mempengaruhi produksi yang sempat berkurang karena adanya gagal panen di sejumlah wilayah,” kata Bayu.

Impor beras 22.500 ton dari Kamboja

Sebuah pertemuan penting yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan rencana pemerintah untuk mengimpor 22.500 ton beras dari Kamboja.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menjaga kecukupan stok beras menjelang perayaan Idul Fitri 1445H, seiring dengan fokus pada produksi dalam negeri.

"Akan kami prioritaskan produksi dalam negeri, namun untuk memastikan ketersediaan Bulog saat ini, kami memang akan mengimpor dari luar negeri. Dari Kamboja, kami akan mengimpor sebanyak 22.500 ton," ungkapnya, dikutip dari Antara pada Senin, 18 Maret 2024.

Arief menegaskan bahwa Bapanas tengah mempersiapkan diri menghadapi panen raya padi pada bulan Maret-April 2024, sebagai dukungan terhadap ketersediaan stok beras. Dia juga menyatakan keyakinannya terhadap penurunan harga beras dengan adanya koreksi harga gabah yang saat ini mencapai Rp6.700 per kilogram, asalkan produksi sesuai dengan rencana.

Dalam konteks ini, Arief optimistis bahwa pemerintah akan mampu memenuhi kebutuhan beras masyarakat menjelang Lebaran, termasuk melalui bantuan bagi keluarga penerima manfaat (KPM).

"Sebanyak 22 juta KPM yang berada di tingkat terbawah sudah menerima bantuan beras 10 kilogram secara gratis, yang tahun lalu diberikan selama tujuh bulan, dan sekarang menjadi enam bulan. Jadi, 98 persen dari masyarakat desil 1-2 sudah tercakup," paparnya.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler