Kabupaten Bulukumba menuju industrialisasi kopi melalui Roadmap Perhutanan Sosial

22 Maret 2022, 12:11 WIB
Ilustrasi kopi /Fun With Puzzles

WartaBulukumba - Bumi Panritalopi adalah juga pemilik kekayaan berupa kopi, salah satu yang meruah dari sumber daya alam di ujung jazirah Sulawesi Selatan ini.

Aroma dan cita rasa khas tanaman yang dijadikan minuman yang membumi ini bertumbuhan dari rimbun hutan kopi arabica, robusta hingga kopi langka jenis liberica dari berbagai wilayah di Kabupaten Bulukumba sejak berabad-abad silam.

Hari ini Kabupaten Bulukumba pun sedang bersiap meretas jalan industrialisasi kopi.

 

Baca Juga: Bupati Bulukumba bertemu keluarga Amiluddin yang meninggal saat urus e-KTP untuk BPJS

Agenda itu merupakan salah satu yang lahir dari empat isu strategis pada persiapan roadmap atau peta jalan perhutanan sosial. Tersibak dalam uraian Tenaga Ahli Bupati Bulukumba Bidang Perencanaan, Dr Andi Irwan Nur.

Dr Andi Irwan Nur mengaku akan memastikan program prioritas Bupati Bulukumba akan selalu bersisian dengan perhutanan sosial.

“Salah satu tugas saya yaitu mendorong perhutanan sosial untuk disinergikan dengan RPJMD Bupati Bulukumba,” beber Andi Irwan Nur dalam diskusi roadmap Perhutanan Sosial di Kantor Bupati Bulukumba, Senin 21 Maret 2022.

 

Baca Juga: Bupati Bulukumba janji usut tuntas kasus warga meninggal saat urus e-KTP

Dia memaparkan, empat isu strategis untuk perhutanan sosial tersebut adalah pada konteks pariwisata, budaya, pengembangan ekonomi masyarakat dan pertanian.

“Empat hal ini akan kita sinergikan dengan program prioritas bupati dan menjadi roadmap utama dengan isu yang kita bangun di kawasan hutan,” katanya.

Dr Andi Irwan Nur menerangkan isu pariwisata, lokasinya di Kecamatan Bonto Bahari. Untuk budaya di kawasan adat Kajang. Sementara aspek pertanian tak terpisahkan, antara bibit dan produksinya.

 

Baca Juga: Innalillah, harus urus e-KTP sebelum operasi usus warga Kajang Bulukumba meninggal di Disdukcapil

Ada dua hal pada isu pertanian, misalnya kopi. Kata dia, ada untuk bibit dan ada untuk produksinya. Rencananya di Kecamatan Rilau Ale untuk bibit dan di Kecamatan Kindang untuk kopi.

“Untuk kopi, kita tidak masuk pada proses pengolahan industrialisasinya. Tapi pada penyediaan bahan bakunya,” kata Irwan Nur.

“Jadi prinsipnya, bagaimana kawasan hutan itu bisa mensupport penyediaan bahan baku, sehingga kita fokus menambah produksi jumlah kopinya dulu melalui pengembangan perkebunan kopi di kawasan hutan,” imbuhnya.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler