Selembar hari kelam dalam sejarah Bulukumba: 500 orang meninggal akibat tsunami pada tahun 1820

- 16 April 2024, 12:24 WIB
Ilustrasi tsunami di Bulukumba pada tahun 1820 - Sejarah Bulukumba: 500 orang meninggal akibat tsunami pada tahun 1820
Ilustrasi tsunami di Bulukumba pada tahun 1820 - Sejarah Bulukumba: 500 orang meninggal akibat tsunami pada tahun 1820 /WartaBulukumba.Com

Ditakik dari laman Siagabencana.com, sejarah gempa bumi dan tsunami yang terjadi di busur Kepulauan Sunda Kecil, yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, tercatat tsunami terjadi lebih dari 22 kali sejak tahun 1800-an.

Wilayah Sulawesi terletak pada zona pertemuan tiga lempeng besar di dunia yang dikenal dengan sebutan triple junction. Tiga lempeng tersebut menyebabkan pola pergeseran lempeng dalam bentuk sesar geser. Ketiga lempeng besar tersebut adalah Lempeng Sunda, Lempeng Australia, dan juga Lempeng Filipina.

Tsunami destruktif terakhir yang dipicu gempa di Laut Flores terjadi pada 12 Desember 1992 dan menimbulkan tsunami setinggi 30 meter dan menyebabkan 2.500 orang meninggal dan 500 orang hilang.

Baca Juga: Menelusuri sejarah awal masuknya Islam ke Bulukumba, ketika tasawuf bertemu mistisisme

Siklus tsunami

Pada tanggal 29 Desember 1820 gempa bumi 7,5 Magnitudo dan berpusat di laut Flores memicu tsunami di Flores hingga Sulawesi Selatan.

Berdasarkan data sejarah gempa dan tsunami dari hasil penelitian yang dimuat di Jurnal Geofisika, Vol. 16, No. 01 (2018) yang diterbitkan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia menyatakan berdasarkan data historis gempabumi di Laut Flores yang berpotensi tsunami adalah gempabumi M 7,5 (1820) dan M 7,1 (1927).

Berdasarkan perhitungan, para ahli memprediksi pengulangan gempa bumi dengan M 7,5 dan M 7,1 adalah 41 tahun (1861) dan 22 tahun (1949). Sedangkan tinggi tsunami dengan M 7,1 (17 meter) dan M 7,5 (25 meter).***

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah