Network
WartaBulukumba.Com - Di malam Lailatul Qadar, alam seolah-olah menahan napasnya, terpaku dalam kekaguman dan penghormatan.
Waktu, yang biasanya bergerak, seakan-akan berhenti untuk menghormati malam ini. Daun-daun yang gemerisik dengan ritme alam, kini berdiam diri, tak bergerak, ikut tenggelam dalam doa dan meditasi.
Sungai dan angin seolah-olah tidak ingin mengganggu kesucian malam. Bunyi air yang biasanya berdesir, berubah menjadi lantunan syahdu yang mengiringi doa dan dzikir.
Bahkan burung-burung dan serangga yang biasa bersuara riuh, pada malam Lailatul Qadar ini, seolah memilih untuk berdiam diri, memberi ruang bagi kesunyian yang mendalam. Malam ini, alam berkontribusi dalam menciptakan suasana yang menenangkan dan mengundang renungan.
Baca Juga: Malam lailatul qadar, kenali tanda-tanda turunnya
Kapan malam Lailatul Qadar dalam Ramadhan 1445 Hijriah?
Kapan malam Lailatul Qadar dalam Ramadhan 1445 Hijriah?
Rasulullah SAW sendiri tidak pernah mengungkapkan secara pasti kapan terjadinya Lailatul Qadar.
Melalui hadits, Rasulullah SAW menyatakan Lailatul Qadar jatuh saat malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Dalam berbagai literatur, ada pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-17 di bulan Ramadhan. Ada pula yang mengatakan malam Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-25 di bulan Ramadhan.
Baca Juga: Bacaan doa malam Lailatul Qadar yang diajarkan Rasulullah SAW
Adapun jika Ramadhan berlangsung selama 30 hari, maka Lailatul Qadar kemungkinan jatuh pada tanggal 21, 23, 25, 27, atau 29 bulan Ramadhan.
Perkiraan malam lailatul qadar 2024 Berdasarkan hasil sidang isbat, Kementerian Agama (Kemenag) RI menyatakan, awal 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.
Untuk itu, sepuluh hari terakhir Ramadhan 2024 akan dimulai pada 31 Maret 2024. Sementara itu, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadhan 1445 H terlebih dahulu, yakni Senin, 11 Maret 2024.
Baca Juga: Malam Lailatul Qadar turun bukan hanya di 10 malam terakhir Ramadhan?
Rekomendasi literatur
Malam Lailatul Qadar, dikenal sebagai malam seribu bulan, merupakan permata tersembunyi dalam kalender Islam.
Banyak referensi komprehensif tentang malam istimewa ini, salah satunya dapat kita telusuri dalam kitab "Ihya Ulumuddin" karya Imam Al-Ghazali.
Bisa juga simak dalam buku "Mukjizat Lailatur Qadar: Menemukan Berkah pada Malam Seribu Bulan" karya Arif M. Riswanto, terbitan tahun 2007. Diterbitkan oleh Mizania pada Agustus 2007, buku ini memberikan perspektif yang lebih luas bagi pembaca yang ingin mendalami tema ini.
Menurut Syekh Syihabuddin al-Qalyubi dalam "Kitab An Nawadir", malam ini adalah klimaks spiritual bulan Ramadan, kaya dengan peluang berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Penulis Ustad Muhammad Abduh Tuasikal di laman Rumaysho turut menegaskan pentingnya doa di malam ini, mendasarkan pada ajaran Nabi Muhammad SAW.
Salah satu doa yang dianjurkan untuk diucapkan adalah:
"Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf. Maka, maafkan aku."
Doa ini bersumber dari hadits yang diriwayatkan Aisyah radhiyallahu 'anha, merujuk pada pilihan kata-kata yang dianjurkan oleh Nabi jika seseorang mengetahui malam Lailatul Qadar.
Kemurahan dan kebesaran hati Allah SWT menjadi fokus utama dalam doa ini, yang tidak hanya dimaksudkan untuk bulan Ramadan tetapi sebagai praktik sepanjang waktu.
Waktu khusus di malam hari, terutama sepertiga terakhir malam, dianggap istimewa untuk berdoa, seperti yang dijelaskan dalam "Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan" oleh Deni Lesmana. Rasulullah SAW menyampaikan bahwa di saat-saat ini, doa dan permohonan akan direspons langsung oleh Allah SWT.
Abu Abbas Zain Musthofa al-Basuruwani dalam bukunya "Fiqh Shalat Terlengkap" dan Abdul Gofar dalam "Fiqih Wanita Edisi Lengkap" menggarisbawahi bahwa Lailatul Qadar terletak dalam 10 malam terakhir Ramadan, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.
Keberadaan malam ini sendiri, yang persisnya tidak diketahui, menjadi subjek dari pencarian spiritual umat Islam setiap tahunnya. Kendati demikian, petunjuk kapan datangnya, kita bisa merujuk pada hadits shahih Rasulullah SAW.***
