Namun, keajaiban sejarah hadir ketika Umar menemukan Batu Fondasi, atas bantuan Ka’b Al Ahbar, seorang Yahudi yang telah memeluk Islam. Batu ini diyakini sebagai tempat pijakan Nabi Muhammad dalam perjalanan Isra Mikraj dalam kepercayaan umat Islam, dan juga sebagai tempat Nabi Ibrahim hendak menyembelih anaknya, Ishaq, dalam kepercayaan umat Yahudi.
Al Ahbar mengusulkan untuk membangun masjid di sebelah utara batu tersebut, sehingga umat Islam bisa menghadap Ka’bah dan batu tersebut dalam satu garis lurus saat shalat. Namun, Umar memilih untuk membangun masjid di selatan batu, menjunjung tinggi hubungan sejarah dan spiritualitas yang melingkupinya.***