6 jam TNI kuasai Yogya! Serangan Umum 1 Maret 1949 yang mengagetkan tentara Belanda

28 Februari 2023, 12:39 WIB
Ilustrasi pasukan Belanda meggempur pasukan TNI dengan artileri pada Serangan Umum 1 Maret/ /Sumber: hukumnas.com

WartaBulukumba - Menembus gelap gulita dan merayap dalam senyap, ratusan pejuang Indonesia bergerak mengisi berbagai titik di sekujur Kota Yogya sejak dini hari.

Kesatuan-kesatuan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama laskar-laskar pejuang Indonesia lainnya lalu mengendapkan hening dalam siaga penuh. Sembari mereka menunggu sirene berbunyi menyambut awal pagi. Tidak seorang pun yang memicingkan mata atau tertidur.

Tepat ketika sirene kota berbunyi, sebuah tembakan pembuka sebagai tanda penyerangan meletus dari pistol sang komandan pertempuran, Letkol Soeharto.

Baca Juga: Seteguk dari sejarah kopi yang dimulai dari Ethiopia dan kedai kopi pertama di dunia, Kiva Han

Tembakan pistol Letkol Soeharto sontak diiringi ratusan tembakan lainnya dari para pejuang kemerdekaan Indonesia yang sejak semalaman sudah membidik targetnya masing-masing.

Dari balik semak belukar, pepohonan, tembok-tembok, gang, gorong-gorong dan di berbagai sudut yang nyaman untuk menembak, peluru-peluru melesat menyerbu tentara Belanda yang sedang terkesiap kaget.

Tentara Belanda tidak menyangka sama sekali bahwa mereka diserang sepagi itu, bahkan langsung di pos-pos danmarkas mereka di Kota Yogyakarta. Biasanya para gerilyawan yang mereka sebut ektstrimis itu hanya melakukan penyerangan pada malam hari saat Belanda berpatroli ke pelosok-pelosok.

Baca Juga: Ghazwatul Hind berdasarkan Nubuwah Rasulullah SAW adalah gerbang Perang Dunia 3?

Letusan granat dan bunyi tembakan senapan saling berbalas menggema di udara. Para pejuang Indonesia berteriak dan mendorong satu sama lain maju ke garis depan. Mereka saling berteriak dan memberi semangat kepada rekan-rekan mereka yang terluka atau terdesak.

Praktis, selama 6 jam pasukan TNI bersama sejumlah laskar pejuang lainnya dibantu rakyat yang berada dalam kota berhasil menguasai Kota Yogyakarta.

Bala bantuan tentara Belanda akhirnya datang dari Magelang. Para pejuang Indonesia mundur secara teratur. Serangan Umum 1 Maret 1949 sudah cukup!

Baca Juga: Telusur Hari Valentine dari pojok sejarah dan legenda berbagai versi

Serangan itu memang hanya punya satu target yaitu memberitahu kepada dunia internasional bahwa TNI dan laskar-laskar pejuang Indonesia masih ada. Serangan itu dimaksudkan sebagai amunisi bagi para diplomat yang berjuang di meja-meja perundingan bahwa Republik Indonesia masih ada.

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah  salah satu peristiwa penting dalam sejarah perang kemerdekaan Indonesia yang paling banyak dibahas dalam berbagai forum diskusi dan diulas dalam puluhan buku dan ratusan artikel.

Ada beberapa buku yang membahas tentang Serangan Umum 1 Maret 1949 yang cukup komprehensif.

Baca Juga: Fakta sejarah: Mobil listrik sudah ada sejak seabad lalu! Armada taksinya beroperasi tahun 1897

Kita bisa telusuri buku "Serangan Umum 1 Maret 1949: Antara Fakta dan Fiksi", penulis: Asvi Warman Adam, penerbit: Pustaka Alvabet, terbit tahun 2010.

Secara heroik, peristiwa itu juga terekam dalam buku "Serangan Umum 1 Maret 1949: Kisah Pembebasan Kota Yogyakarta", penulis: Dwi Cahyono, penerbit: LKiS Pelangi Aksara, terbit tahun 2012.

Ada pula buku "Operasi Militer Belanda II dan Serangan Umum 1 Maret 1949", penulis: Sjafri Sairin, penerbit: Gramedia Pustaka Utama, terbit 2004.

Baca Juga: Telusur jejak Saranjana kota gaib yang sangat maju! Versi lain sebut negeri Alien dan Atlantis

Ada pula buku yang ditulis oleh orang Belanda yaitu "Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia: Serangan Umum 1 Maret 1949, penulis: J. G. B. Van Dijk, penerbit: Yayasan Obor Indonesia, terbit 2009.

Ulasan mengapa peristiwa itu begitu penting sebagai salah satu tonggak sejarah, kita bisa susuri buku "Serangan Umum 1 Maret 1949: Titik Balik Perjuangan Rakyat Indonesia", penulis: Abdul Hadi WM Penerbit: UMM Press, terbit: 2013.

Setiap buku memiliki pendekatan yang berbeda, sehingga memberikan sudut pandang yang berbeda pula. Dari buku-buku tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang perjuangan Indonesia dan momen penting Serangan Umum 1 Maret 1949.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler