WartaBulukumba - Dalam beberapa lembaran literatur, disebutkan sejarah awal mula Maulid Nabi Muhammad SAW.
Maulid Nabi Muhammad SAW pertama kali dihelat pada abad IV Hijriah oleh Dinasti Fathimiyyun di Mesir. Kemudian terus berkembang sebagai bagian dari tradisi dan dakwah di kalangan umat Islam.
Versi lainnya, Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab Al-Hawi li al-Fatawi menyebutkan bahwa orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi ialah penguasa Irbil di wilayah Irak bernama Raja Muzhaffar Abu Sa'id al-Kukburi bin Zainuddin Ali bin Buktikin (549-630 H). Ia disebut sebagai seorang raja yang mulia, luhur, dan pemurah.
Baca Juga: Buku Sirah Nabawiyah gratis, cek di sini
Maulid Nabi kerap diperingati oleh sebagian umat muslim dengan berbagai acara keagamaan seperti doa bersama, kajian Islam, hingga kegiatan amal.
Peringatan tersebut bertujuan untuk memuliakan serta menghayati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Biasanya umat Islam merayakan Maulid Nabi dengan melakukan berbagai kegiatan amal sepanjang bulan, membagikan makanan kepada orang miskin dan menyumbangkan uang kepada organisasi lokal.
Baca Juga: Keutamaan dan manfaat Surah Al Falaq, salah satunya sebagai benteng dari sihir
Pada beberapa negara, perayaan Mulid Nabi dilakukan dalam format yang berbeda-beda.
Penulisan Maulid beragam dan mengumpulkan aliran pemikiran yang berbeda, termasuk Sufi maupun empat mazhab.
Baca Juga: Doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat meminta hujan, sedang turun hujan, dan hujan reda
Umumnya pada acara Maulid Nabi, teks biasanya menceritakan kisah hidupnya secara rinci, dari kelahirannya melalui semua peristiwa dalam hidupnya sampai kematiannya, menyebutkan penampilan, moral dan perbuatan mulia untuk mengingatnya dan mengikuti teladannya.
Secara nasional, Maulid Nabi tak pernah dirayakan di negara-negara Islam namun di wilayah Hijaz di Arab Saudi bagian barat, banyak orang menganggap Rabiul awal patut dirayakan.
Imam Abu Syamah, guru dari Imam An-Nawawi, juga menilai maulid Nabi merupakan bid'ah yang baik karena perayaan ini muncul disebabkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: Doa awal dan akhir tahun Hijriah sesuai tuntunan Rasulullah SAW
Di dalamnya pun dilakukan sedekah, ungkapan kebahagiaan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hal ini muncul karena rasa mahabbah atau cinta kepada Nabi Muhammad SAW.
Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sering disebut muludan.
Allahumma shalli alaa sayyidina Muhammad wa alaa alii sayyidina Muhammad.***