Dari Gaza hingga Tepi Barat: Perlawanan semua kelompok pejuang Palestina tetap gigih

- 21 April 2024, 00:24 WIB
Brigade Al Qassam Hamas menerbitkan video adegan penargetan buldoser militer D9 Israel Penjajah dengan peluru Al-Yassin 105, sebelah timur Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah.
Brigade Al Qassam Hamas menerbitkan video adegan penargetan buldoser militer D9 Israel Penjajah dengan peluru Al-Yassin 105, sebelah timur Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah. /Tangkapan layar video Brigade Al Qassam Hamas

WartaBulukumba.Com - Sebuah leviatan baja—buldoser militer D9 Israel Penjajah yang nahas. Warna abu-abu besinya kontras dengan tanah kuning kering di bawahnya. Tiba-tiba suara deru yang mendekat—itu adalah roket Al-Yassin 105 dari Brigade Al Qassam Hamas.

Dalam sekejap, roket itu menghantam sasaran dengan presisi yang mematikan. Buldoser yang sebelumnya terlihat gagah, bergetar hebat seolah terpukul oleh amukan raksasa tak terlihat.

Besi yang terbakar dan derau keras dari ledakan itu menyatu, menciptakan sebuah chorus menyayat hati tentang realitas perang dan ketidakadilan.

Baca Juga: Serangan ke Israel Penjajah, Iran peringatkan AS tidak ikut campur jika mau pangkalan militernya aman

Brigade Al Qassam Hamas menerbitkan video adegan tersebut, penargetan buldoser militer D9 Israel Penjajahdi sebelah timur Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah.

Bukan lagi senja tapi langit Gaza yang terbakar merah, berpadu dengan luka-luka yang belum mengering, menciptakan lanskap yang brutal dan tragis. 

Pertempuran 45 jam di Tulkarm 

Di Tulkarm, Tepi Barat, tiga kekuatan perlawanan—Brigade Al Qassam, Brigade Seraya Al Quds, dan Brigade Syahidin Fil Quds—menggabungkan irama mereka dalam sebuah ensemble yang tak kenal takut.

Lebih 45 jam pertempuran berlangsung di Kamp Nour Shams, Tulkarm.

Letusan terus terdengar, sementara masjid-masjid terus memperdengarkan ucapan Abu Ubaida memompa semangat pasukan pejuang Palestina.

Baca Juga: Bakal ada 'aliansi strategis' AS dan Jerman setelah rudal Iran serang Israel Penjajah

Sementara itu, diwartakan Quds News Network pada Sabtu, 20 April 2024, pasukan pendudukan terus mencegah paramedis dan ambulans memasuki kamp pengungsi Nur Shams di Tulkarem, tempat mereka melakukan serangan sejak kemarin. Ada laporan mengenai puluhan korban di antara warga Palestina yang terkepung di kamp tersebut.

Sebuah video yang diunggah Quds News Network memperlihatkan rekaman seorang paramedis Palestina menjelaskan rincian pembunuhan rekannya oleh milisi pemukim ilegal dan pasukan pendudukan saat dia mengevakuasi warga Palestina yang terluka di desa Al-Sawiya, selatan Nablus.

Ada sebuah video lannya memperlihatkan, agresi Zionis di Gaza telah menyebabkan terjadinya genosida kemanusiaan dan budaya, yang dengan sengaja menargetkan dan hampir menghancurkan sebagian besar situs arkeologi dan warisan Gaza.

Baca Juga: Perbandingan kekuatan militer Iran vs Israel Penjajah, siapa yang lebih unggul?

Di tengah kekacauan ini, di tempat yang jauh dari debu dan deru peluru, sebuah pertemuan penting berlangsung di Istanbul.

 

Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, bersama delegasinya, bertemu dengan Presiden Turki Erdogan di Istanbul hari ini.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas beberapa isu terkait situasi di Gaza, seperti yang dilaporkan oleh kantor komunikasi kepresidenan Turki: “Erdogan dan Haniyeh membahas serangan Israel di tanah Palestina, langkah-langkah untuk menyediakan pasokan bantuan yang ‘cukup dan tidak terputus’ ke Gaza, dan perlunya perdamaian yang ‘adil dan abadi’ di wilayah tersebut.”

Erdogan mengatakan kepada Haniyeh bahwa Turki berkomitmen terhadap upaya diplomatik untuk 'gencatan senjata segera' dan mengakhiri 'pembantaian' di Gaza.

Erdogan juga mengatakan ‘penting’ bagi Palestina untuk ‘bertindak dengan persatuan dalam proses ini’ dan mengatakan ‘respon terkuat terhadap Israel dan jalan menuju kemenangan terletak pada persatuan dan integritas’.

Hal-hal lain yang dibahas termasuk inisiatif untuk mengamankan gencatan senjata dan meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menekankan bahwa Otoritas Palestina berada di awal era baru dan penuh tantangan. Kita dihadapkan pada berbagai pilihan untuk menjaga hak-hak kita dan mempertahankan identitas nasional kita.

“Kami berkomitmen untuk merancang strategi baru yang memprioritaskan pengambilan keputusan independen Palestina, selaras dengan agenda Palestina daripada mengikuti perspektif Amerika atau kepentingan regional. Kami menolak untuk tetap terjerat dalam kebijakan yang terbukti tidak efektif dan telah diakui secara global sebagai hal yang demikian," kata Mahmoud Abbas.

“Keputusan Amerika Serikat untuk memveto di Dewan Keamanan PBB dipandang mengecewakan dan disesalkan, serta tidak memiliki pembenaran,” tegasnya lagi.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah