Network
WartaBulukumba.Com - Di balik tembok beton yang membatasi Gaza, kota yang merana dalam kelaparan akut, pagi-pagi, langit biru menyaksikan warga yang kehausan. Dalam sebuah video yang beredar di X, seorang bocah menghempaskan sebuah pipa saat menemukan kenyataan bahwa tak setets pun air menetes di sana. Jerikennya yang berwarna kuning kosong melompong.
Jeritan perut keroncongan menjadi simfoni sedih yang mengalun di tiap sudut kota. Mereka berharap akan roti, air, dan keadilan. Tetapi, di balik rapuhnya tubuh mereka, terukir ketabahan dan kegigihan.
Gaza hari ini tanpa bahan makanan yang memadai, listrik mati, air sangat langka, jaringan internet dan komunikasi terputus. Sementara itu serangan udara penjajah 'Israel' seolah tanpa jeda. Euro-Mediterranean Human Rights Monitor mengungkapkan pada Selasa bahwa sebanyak 71% persen dari populasi di Jalur Gaza mengalami tingkat kelaparan akut.
Diwartakan Middle East Monitor, organisasi tersebut melaporkan bahwa 98 persen dari populasi Jalur Gaza menderita menkonsumsi makanan yang tidak mencukupi, dan 64 persen mengonsumsi rumput, buah, serta makanan yang kurang matang dan kadaluarsa untuk menghilangkan rasa lapar mereka.
Selain itu, rata-rata akses terhadap air, termasuk air minum, air mandi, dan air untuk kebersihan, hanya sekitar 1,5 liter per orang per hari di Jalur Gaza.
Kejahatan perang pasukan Zionis
Euro Med Minitor juga mengatakan bahwa penyelidikan diperlukan segera untuk memeriksa penyiksaan dan pembunuhan oleh pasukan Zionis terhadap warga sipil Palestina yang ditahan di berbagai wilayah Jalur Gaza.
Baca Juga: Pasukan elit 'Israel' Brigade Golani kehilangan sekitar 1000 tentaranya dalam perang di Gaza
Penjajah 'Israel' menggunakan kamp untuk menahan para warga Gaza menjadi penjara-penjara bergaya 'Guamtanamo' baru, dengan warga Palestina yang ditahan dalam "kandang ayam terbuka" tanpa makanan serta minuman untuk jangka waktu yang lama.
