Zionis teroris pun kalah dalam perang siber: Hacker Thuufanul Aqsa jebol server Kemenhan penjajah 'Israel'

- 21 November 2023, 19:30 WIB
Ilustrasi hacker - Zionis teroris pun kalah dalam perang siber: Hacker Thuufanul Aqsa jebol server Kemenhan penjajah 'Israel'
Ilustrasi hacker - Zionis teroris pun kalah dalam perang siber: Hacker Thuufanul Aqsa jebol server Kemenhan penjajah 'Israel' /freepik

WartaBulukumba.Com - Di balik layar gelap, jemari terampil hacker menari di atas keyboard, merangkai serangkaian kode. Seperti bayangan yang menyelinap, hacker menembus jaringan pertahanan siber Zionis, menerobos lapisan-lapisan keamanan tanpa terdeteksi. Dalam denyut detik, ruang kontrol terbuka.

Server Kementerian Pertahanan Zionis teroris penjajah 'Israel' pun terkuak, mengungkap rahasia 'negara tidak sah' itu dalam keheningan yang menakutkan.

Setiap klik mengungkapkan kekuatan yang tersandera dalam byte-byte data. Kalah di perang darat, kalah dalam perang informasi melalui media pemberitaan dan sosial media, bahkan diperkirakan sebentar lagi Zionis teroris mau gencatan senjata karena tidak kuat menanggung beban ketidakpuasan rakyat dan beban biaya perang, kini bertambah satu lagi, Zionis teroris pun kalah dalam perang siber.

Baca Juga: Hamas tak henti permalukan Zionis! Pasukan IDF mundur, 500 tewas dan mendekati 300 kendaraan tempur hancur

Hacker Thuufanul Aqsa berhasil menjebol server Kementerian Pertahanan penjaja 'Israel' dan mengambil data-data penting di dalamnya! Dalam video yang dirilis kelompok hacker tersebut, mereka menyatakan bahwa telah berhasil mengambil data-data penting yang sangat banyak. Termasuk data militer, bahkan alamat dan profil para serdadu Zionis teroris.

Anonymous Aljazair

Selain kelompok hacker Thuufanul Aqsa, masih ada beberapa kelompok yang paling menonjol dalam melakukan perlawanan tehadap Zionis. Di antaranya adalah Anonymous Aljazair.

Kelompok ini terkenal sejak operasi Taufan Al-Aqsa dan dikenal karena dukungannya terhadap perjuangan Palestina. Kelompok itu mengaku telah meretas sejumlah situs vital bagi Zionis seperti diwartakan situs The Cyber ​​Express.

Baca Juga: Tanpa ampun! Brigade Syuhada Al Aqsha Fatah dan Saraya Al Quds PIJ terus menghancurkan pasukan darat Zionis

Salah satu target paling menonjol dari kelompok ini adalah situs polisi Zionis. Kelompok tersebut berhasil memperoleh data sensitif. Kelompok tersebut tidak mengungkapkan sifat data yang diretas, namun hanya menerbitkan gambar situs yang diretas melalui akun di Telegram dan dark web.

Kelompok yang sama membenarkan adanya peretasan terhadap sebuah perusahaan Zionis. Mereka mempublikasikan pesan di akun Telegram. Mereka mengaku telah meretas situs tersebut sebagai respons terhadap pemboman Israel di Gaza.

Anon Ghost

Kelompok lainnya adalah Anon Ghost. Menurut situs Cyber ​​​​News, kelompok keamanan siber pro-Palestina bernama “Anon Ghost” mengeksploitasi kerentanan dalam aplikasi “Red Alert: Israel”, yang memperingatkan warga pemukim haram ketika roket diluncurkan.

Baca Juga: Update perang di Gaza dan Tepi Barat: Lima milisi mujahidin Palestina bergabung menggasak pasukan IDF Zionis

Kerentanan ini memungkinkan mereka mengubah permintaan, mengekspos server dan API, serta mengirimkan peringatan palsu ke beberapa pengguna aplikasi. Kelompok Anon Ghost juga mengaku telah menyerang aplikasi lain yang memperingatkan pemukim akan adanya rudal.

Setelah serangan pertama terhadap aplikasi yang kemudian dihapus dari Google Store, Anon Ghost mengumumkan bahwa mereka adalah pihak di balik serangan terhadap aplikasi peringatan rudal yang memiliki lebih dari satu juta unduhan di Google Play.

Dalam serangan lainnya, dua papan reklame di Tel Aviv diretas oleh peretas tak dikenal yang mampu menghapus iklan komersial dan menyiarkan video yang mendukung gerakan Hamas dan termasuk slogan anti-'Israel'.

Kemudian para peretas menyiarkan adegan pembakaran bendera Zionis dan adegan lain dari pemboman kejam yang terjadi di Jalur Gaza, menurut saksi mata. Gil Messing dari Check Point Software Technologies, sebuah perusahaan keamanan siber, menyatakan, serangan siber terbesar yang merugikan 'Israel' adalah serangan terhadap Ono Academic College pada Ijtober lalu. Kelompok hacker Yordania mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dan mempublikasikan data 250.000 catatan karyawan, mahasiswa, dan mantan mahasiswa.

Kejadian itu memaksa Perguruan tinggi tersebut mematikan sistemnya. Secara umum, lebih dari 40 kelompok yang mendukung perjuangan Palestina berpartisipasi dalam perang siber melawan Zionis, termasuk dari Indonesia.

Ketika Iron Dome Zionis tidak berfungsi, roket-roket malah berbalik menghantam rumah-rumah warga Zionis, dikabarkan bahwa yang beraksi adalah seorang hacker Indonesia.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah