Paris memanas! Sebuah video memperlihatkan polisi memukuli seorang perempuan pengunjuk rasa

- 18 Maret 2023, 12:48 WIB
Seorang polisi Prancis mengamankan seorang pengunjuk rasa yang diduga seorang perempuan.
Seorang polisi Prancis mengamankan seorang pengunjuk rasa yang diduga seorang perempuan. /Tangkapan layar Twitter.com/@RadioGenova

WartaBulukumba - Jalan-jalan Paris yang biasanya indah kini dipenuhi dengan tumpukan sampah, akibat kerusuhan yang melanda kota. Sebuah video yangberedar di media sosial memperlihatkan seorang polisi memukul seorang perempuan pemngunjuk rasa.

Video tersebut diunggah oleh akun Twitter @RadioGenova pada Kamis, 16 Maret 2023.

Presiden Emmanuel Macron dihadapkan pada tantangan terberat terhadap otoritasnya sejak protes 'Rompi Kuning' pada Desember 2018, ketika polisi anti huru-hara bentrok dengan pengunjuk rasa pada Jumat malam di Paris.

Demonstrasi baru terjadi menentang rencana pemerintah untuk menaikkan usia pensiun negara Prancis, yang telah menimbulkan gelombang pemogokan dan ketidaksetujuan dari serikat pekerja serta mayoritas pemilih.

Baca Juga: Mobil-mobil dibakar di Paris gegara ide Macron soal aturan pensiun tanpa voting

Pemerintah ingin menaikkan usia pensiun menjadi 64 tahun, sedangkan usia pensiun resmi saat ini adalah 62 tahun, yang merupakan yang terendah di negara-negara OECD.

Dikutip dari Reuters pada Sabtu, pada Jumat malam polisi menggunakan gas air mata untuk mengatasi kekacauan massa di Place de la Concorde Paris, dekat gedung parlemen Assemblee Nationale. Pengunjuk rasa berbaris ke arah polisi sambil meneriakkan, "Macron, Mundur!".

Pada Kamis, Macron memutuskan untuk mendorong melalui perombakan pensiun yang diperebutkan tanpa pemungutan suara parlemen. Keputusan ini disebut sebagai "penyangkalan terhadap demokrasi" oleh psikolog Nathalie Alquier di Paris.

Baca Juga: Sedikitnya 22 orang tewas termasuk 3 biksu Buddha dalam dugaan pembantaian di biara Myanmar

Serikat pekerja dan sebagian besar pemilih tidak setuju dengan keputusan pemerintah. Lebih dari delapan dari 10 orang tidak senang dengan keputusan pemerintah untuk melewatkan pemungutan suara di parlemen, dan 65% menginginkan pemogokan dan protes berlanjut.

Aliansi luas dari serikat-serikat utama Prancis mengatakan mereka akan terus memobilisasi diri untuk memaksa pemerintah membatalkan rencananya.

Protes direncanakan pada akhir pekan ini, dengan hari baru aksi industri nasional dijadwalkan pada Kamis.

Baca Juga: Gegara drone jatuh AS dan Rusia terlibat dalam pembicaraan yang tidak biasa

Semua mata tertuju pada bagaimana pemerintah akan merespons protes-protes yang terus meningkat ini.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x