WartaBulukumba - Sejarah penjajahan itu akan tetap tercatat dan Belanda mengakuinya sebagai lembaran yang tidak mungkin dihapus dari memori bangsa Indonesia.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte telah minta maaf resmi atas nama negara Belanda kepada Indonesia.
Dia menyebutkan tentang peran historis Belanda dalam perdagangan budak, dengan mengatakan perbudakan harus diakui dalam "istilah yang paling jelas" sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dalam pidatonya di arsip nasional di Den Haag, perdana menteri Belanda mengakui masa lalu “tidak bisa dihapus, hanya dihadapi”.
Namun selama berabad-abad, katanya, negara Belanda telah “memungkinkan, mendorong dan mengambil keuntungan dari perbudakan”.
Orang-orang “dikomodifikasi, dieksploitasi, dan diperdagangkan atas nama negara Belanda," imbuhnya, dikutip dari The Guardian pada Senn, 19 Desember 2022.
Baca Juga: Prediksi 'Nostradamus' Athos Salome tepat lagi! Argentina juara Piala Dunia 2022
Kata-kata Rutte akan digaungkan oleh para menteri Belanda yang telah melakukan perjalanan ke tujuh bekas koloni di Amerika Selatan dan Karibia yang menderita kesengsaraan yang tak terhitung selama 250 tahun perdagangan budak yang membantu mendanai "zaman keemasan" ekonomi dan budaya Belanda.