AS minta izin Argentina untuk sita pesawat Venezuela karena terkait Iran

- 3 Agustus 2022, 15:30 WIB
 Pesawat Boeing 747 yang terdaftar dengan nomor penerbangan YV3531 maskapai Venezuelan Emtrasur Cargo, di bandara Internasional Cordoba, Ambrosio Taravella, di Cordoba, Argentina, 6 Juni 2022.
Pesawat Boeing 747 yang terdaftar dengan nomor penerbangan YV3531 maskapai Venezuelan Emtrasur Cargo, di bandara Internasional Cordoba, Ambrosio Taravella, di Cordoba, Argentina, 6 Juni 2022. /REUTERS/Sebastian Borsero

WartaBulukumba - Setelah mengangkasa, sebanyak 14 warga Venezuela dan lima warga Iran berada di dalam sebuah pesawat ketika pesawat itu tiba di Buenos Aires.

Hingga saat ini tujuh orang di antaranya masih ditahan di Argentina.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) pada Selasa meminta izin kepada Argentina untuk menyita pesawat Iran yang dijual kepada pemilik asal Venezuela.

Sejauh ini Kementerian Luar Negeri Argentina belum merespons permintaan untuk memberikan tanggapan terhadap kasus tersebut.

 

Baca Juga: Biden umumkan serangan pesawat tak berawak CIA tewaskan pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri

Amerika Serikat dengan Iran diprediksi bakal memanas gegara sebuah pesawat.

Pesawat itu diduga terkait dengan kelompok teroris internasional, kata departemen tersebut dalam sebuah pernyataan.

Kedatangan pesawat yang tidak diumumkan di Argentina pada 8 Juni memicu intrik selama beberapa pekan dan kekhawatiran di dalam pemerintah Argentina atas hubungannya dengan Iran dan Venezuela serta perusahaan-perusahaan yang diberi sanksi oleh AS.

Pesawat itu dilarang terbang oleh otoritas setempat saat mendarat. 

Baca Juga: Aksi pemogokan masinis di Inggris, Serikat Pekerja tuding Grant Shapps bohong soal negosiasi

Mereka mengatakan bahwa pesawat Boeing 747-300 asal AS itu dikenakan sanksi karena penjualannya dari Mahan Air Iran ke Emratsur tahun lalu, yang merupakan bagian dari Konsorsium Industri Penerbangan dan Layanan Udara Venezuela (Conviasa), melanggar aturan ekspor AS.

"Departemen Kehakiman AS tidak akan menoleransi transaksi yang melanggar sanksi dan undang-undang kami terkait ekspor," kata Asisten Jaksa Agung Matthew Olsen dari Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman AS dalam pernyataan tersebut, dilansir dari Antara pada Rabu, 3 Agustus 2022.

Mahan Air dikenai sanksi karena memiliki hubungan dengan Pasukan Pengawal Revolusi Islam-Quds (IRGC-QF), sebuah organisasi yang disebut AS sebagai organisasi teroris.

Baca Juga: Elon Musk gugat balik Twitter, ada alasan akun palsu dan spam

Sementara, AS memberikan sanksi kepada Conviasa pada 2019 karena hubungannya dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

"Penyitaan pesawat ini menunjukkan tekad kami untuk meminta pertanggungjawaban kepada mereka yang berusaha melanggar sanksi dan Undang-undang kontrol ekspor AS," kata Jaksa AS Matthew Graves.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah