Taliban membolehkan perempuan belajar di universitas yang dipisahkan gender

- 12 September 2021, 19:24 WIB
Ilustrasi perempuan Afghanistan.
Ilustrasi perempuan Afghanistan. /Amber Clay/Pixabay

Haqqani mengatakan Taliban tidak ingin memutar waktu kembali 20 tahun.

"Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini," katanya.

Baca Juga: Bank tutup, narasi kesengsaraan memenuhi Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban

Namun, mahasiswi akan menghadapi batasan, termasuk aturan berpakaian wajib. Haqqani mengatakan jilbab akan menjadi wajib tetapi tidak menentukan apakah ini berarti jilbab wajib atau juga penutup wajah wajib.

Segregasi gender juga akan ditegakkan, katanya. “Kami tidak akan mengizinkan anak laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama,” katanya. “Kami tidak akan mengizinkan pendidikan bersama.”

Haqqani mengatakan mata pelajaran yang diajarkan juga akan ditinjau. Meski tidak merinci, dia mengatakan ingin lulusan universitas Afghanistan dapat bersaing dengan lulusan universitas di kawasan dan seluruh dunia.

Baca Juga: Taliban menggeledah rumah warga, Tentara wanita Afghanistan ini sebut hidupnya sudah berakhir

Taliban juga telah melarang musik dan seni selama masa kekuasaan mereka sebelumnya.

Namun kali ini televisi tetap ada dan saluran berita masih menampilkan presenter wanita.

Dalam sebuah wawancara di TOLO News Afghanistan yang populer, juru bicara Taliban Syed Zekrullah Hashmi mengatakan perempuan harus melahirkan dan membesarkan anak-anak dan sementara Taliban tidak mengesampingkan partisipasi perempuan dalam pemerintahan, juru bicara itu mengatakan “tidak perlu perempuan berada di kabinet.”

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah