Suara rintihan dari Gaza: Delapan bulan genosida menewaskan 37.296 rakyat Palestina

15 Juni 2024, 23:19 WIB
UNICEF mengungkap situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan hampir 3.000 anak di wilayah selatan Gaza terancam kematian di depan mata keluarga mereka akibat kekurangan gizi. /Foto/WAFA

WartaBulukumba.Com - Gaza terus merintih selama delapan bulan terakhir. Dalam ledakan bom dan rudal genosida Zionist, angin malam yang dingin membawa serta aroma kematian dan kehancuran, menyapu jalan-jalan berdebu yang sepi, di mana dulu langkah-langkah riang anak-anak menggema, kini tergantikan oleh jejak air mata.

Pada Sabtu pagi, 15 Juni 2024, dilaporkan WAFA, tiga keluarga Gaza dikejutkan oleh mimpi buruk yang nyata.

Dalam rentang waktu 24 jam, mereka menjadi saksi dari tiga pembantaian brutal yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel penjajah.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu ngotot hancurkan Hamas sementara pasukan Israel penjajah terus dihabisi

Ledakan menghancurkan keheningan, meruntuhkan atap-atap yang melindungi mimpi dan harapan.

Setidaknya 30 nyawa Palestina terenggut dan 95 lainnya terluka dalam kebiadaban yang tak bertepi, seperti yang disampaikan oleh sumber medis setempat.

Sejak 7 Oktober, badai kehancuran terus mengoyak Gaza. Menurut otoritas kesehatan setempat, jumlah korban jiwa akibat serangan Israel penjajah telah mencapai 37.296, sementara 85.197 lainnya terluka, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak yang tak berdosa.

Baca Juga: Rumah sakit di seluruh Gaza dalam kondisi 'di luar batas katasrofis'

PRCS: Remaja Palestina Tewas di Tepi Barat yang Diduduki

Diwartakan Al Jazeera pada Sabtu, Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan bahwa seorang remaja Palestina tewas akibat tembakan pasukan Zionist selama penggerebekan di kota Beit Furik di wilayah Nablus.

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi remaja tersebut sebagai Abdul Rahman Sultan Khatatba, penduduk asli Beit Furik.

Kantor berita WAFA juga melaporkan, dengan mengutip sumber-sumber lokal, bahwa pasukan Israel penjajah menyerbu kota tersebut dan melepaskan tembakan langsung kepada warga setempat, yang mengakibatkan tiga orang terluka.

Baca Juga: 8 bulan perlawanan di Gaza: Hamas setiap hari 'panen' serdadu dan tank Israel penjajah

Kelompok Palestina: Delapan Tentara Israel Tewas dalam Serangan Kendaraan Lapis Baja

Pemerintah Israel penjajah belum memberikan tanggapan terkait berita tentang delapan tentaranya yang tewas dalam ledakan di Rafah, kemungkinan karena hari itu adalah Shabbat, hari istirahat setiap Sabtu, menurut laporan dari Hamdah Salhut, jurnalis Al Jazeera.

“Kami menerima laporan dari kelompok pejuang Palestina yang menyatakan bahwa mereka menargetkan APC, kendaraan lapis baja personel militer Israel, dengan beberapa senjata yang menyebabkan kendaraan tersebut terbakar dan akhirnya meledak, sehingga mengakibatkan tewasnya delapan tentara tersebut,” kata Salhut dari Amman.

Dia melaporkan dari Yordania karena Israel penjajah telah melarang Al Jazeera untuk bekerja di dalam Israel.

Operasi Israel penjajah di Rafah merupakan invasi darat di mana militer menyatakan bahwa mereka berupaya untuk menyingkirkan batalyon Hamas yang tersisa di sana – namun operasi tersebut telah dikutuk oleh banyak komunitas internasional, tambahnya.

“Meskipun tentara 'Israel' mengatakan ini belum dalam skala penuh, mereka telah mengambil alih posisi-posisi kunci di Gaza bagian selatan, seperti perbatasan di mana sekarang tidak ada warga Palestina yang diizinkan meninggalkan Jalur Gaza,” kata Salhut.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler