WartaBulukumba - Apapun hasilnya, prediksi tetaplah prediksi namun Athos Salome agak berbeda.
Pemuda Brasil itu dijuluki 'Nostradamus hidup' setelah beberapa prediksi yang dia lontarkan benar-benar tepat.
Dikutip dari The Sun pada Ahad, Athos Salome disamakan dengan peramal Prancis Nostradamus setelah mengklaim telah meramalkan dengan tepat pandemi Covid, invasi ke Ukraina, dan kematian Ratu Elizabeth.
Baca Juga: Apa itu GOAT dalam sepak bola?
Sebelumnya Athos Salome memprediksi dua tim yang menjadi finalis Piala Dunia 2022 di Qatar. Semua orang tahu Argentina bertemu Prancis di final. Dan Sebagian orang tahu, prediksi Athos tepat.
Tim Tango bentrok melawan juara bertahan Les Bleus adalah sebuah laga yang paling dinantikan.
Athos Salome tetiba menarik perhatian dunia lantaran dengan tetpat memprediksi finalis Piala Dunia 2022.
Dia pun telah menyebutkan tim mana yang akan memenangkan turnamen.
Dijuluki "Living Nostradamus", Athos, dari Brasil, memprediksi dengan tepat Argentina dan Prancis akan bertemu di pertandingan terakhir.
Dia membuat prediksi sebelum bola ditendang di Qatar pada awal November.
Baca Juga: No VAR! Kontroversi jatuhnya Angel Di Maria dan gol pertama Messi di laga Argentina vs Prancis
Pemuda Brasil itu mengkaim dia tahu pemenang Piala Dunia 2022 menjelang pertandingan hari Ahad.
Perasaannya mengatakan kepadanya bahwa Argentina akan muncul sebagai pemenang di final.
Athos mengatakan dia memprediksi masa depan berdasarkan sistem yang disebut Kabbalah, yang menganalisis probabilitas matematis.
Baca Juga: Teori konspirasi ini menyebutkan Argentina diplot menjadi juara Piala Dunia 2022
Perhitungannya untuk final terdiri dari tanggal pertandingan - Minggu, 18 Desember - dan nama-nama peserta.
Kepada Daily Mail dia mengatakan: "Anda tidak dapat memprediksi permainan, itu adalah keberuntungan dan keberuntungan diukur dengan usaha dan bukan dengan menebak, saya selalu menentang memberikan tebakan saya, karena ribuan orang bertaruh, saya menentang permainan kebetulan."
Prediksi bersasarkan penjumlahannya memberi Argentina angka delapan, yang menurutnya mewakili: "Penyelesaian penciptaan, dan permulaan siklus baru, penerimaan dari apa yang dilakukan dan dipraktikkan."***