Rusia kehilangan jutaan dolar iklan di situs web, aplikasi dan channel YouTube yang didukungnya

27 Februari 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi YouTube - Rusia kehilangan jutaan dolar iklan di 26 channel YouTube yang didukungnya /HO/Pexels

WartaBulukumba - Sebuah 'kejadian luar biasa' memantik unit YouTube Google untuk menjeda monetisasi sejumlah saluran Rusia di YouTube.

Google Alphabet Inc pada hari Sabtu melarang outlet media milik negara Rusia RT dan saluran lainnya menerima uang untuk iklan di situs web, aplikasi, dan video YouTube mereka, serupa dengan langkah Facebook setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Ahad 27 Februari 2022, Google kemudian menambahkan bahwa mereka juga melarang media yang didanai pemerintah Rusia menggunakan teknologi iklannya untuk menghasilkan pendapatan di situs web dan aplikasi mereka sendiri.

Baca Juga: PBB melaporkan sedikitnya 240 korban sipil dan 64 tewas di Ukraina

Selain itu, media Rusia tidak akan dapat membeli iklan melalui Google Tools atau memasang iklan di layanan Google seperti pencarian dan Gmail, kata juru bicara Michael Aciman.

"Kami secara aktif memantau perkembangan baru dan akan mengambil langkah lebih lanjut jika diperlukan," kata Aciman.

Pada hari Rabu, Uni Eropa meluncurkan sanksi terhadap individu seperti Margarita Simonyan, yang disebut pemimpin redaksi RT dan "tokoh sentral" dari propaganda Rusia.

Baca Juga: Elon Musk mengatakan Starlink aktif di Ukraina saat invasi Rusia mengganggu internet

Video dari media yang terpengaruh juga akan lebih jarang muncul dalam rekomendasi, kata juru bicara YouTube Farshad Shadloo. 

Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov mengatakan di Twitter pada Sabtu bahwa dia menghubungi YouTube "untuk memblokir saluran propaganda Rusia - seperti Russia 24, TASS, RIA Novosti."

RT dan Simonyan tidak menanggapi permintaan komentar. YouTube menolak untuk mengidentifikasi saluran lain yang dibatasi.

Baca Juga: Setelah Belanda, Jerman juga bakal memasok bantuan senjata ke Ukraina

Rusia menerima jutaan dolar selama dua tahun hingga Desember 2018 dari iklan di 26 saluran YouTube yang didukungnya, kata peneliti digital Omelas kepada Reuters saat itu.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler