Nigeria menangguhkan Twitter setelah tweet presidennya dihapus

5 Juni 2021, 16:39 WIB
Ilustrasi. Pemerintah Nigeria mengumumkan pemblokiran Twitter melalui Twitter. /REUTERS/Kacper Pempel

WartaBulukumba - Unggahan sang presiden di Twitter berisi sebuah ancaman.

Ia akan menghukum para separatis regional di Nigeria. Dan Twitter pun tiba-tiba menghapusnya tanpa didahului ancaman sebelumnya.

Pemerintah Nigeria telah mengumumkan penangguhan Twitter tanpa batas waktu di negara itu.

Penangguhan terjadi dua hari setelah perusahaan media sosial itu menghapus unggahan dari presiden Muhammadu Buhari.

Baca Juga: Raya and the Last Dragon tayang hari ini di Disney+ Hotstar

Dilansir WartaBulukumba.Com dari Reuters, Sabtu 5 Juni 2021, Menteri Penerangan, Lai Mohammed, mengatakan pemerintah telah bertindak karena "penggunaan platform yang terus-menerus untuk kegiatan yang mampu merusak keberadaan perusahaan Nigeria".

Mohammed tidak menjelaskan bentuk penangguhan yang akan diambil atau memberikan rincian lebih lanjut tentang kegiatan yang merusak.

Kementeriannya juga mengumumkan penangguhan Twitter di Twitter.

Baca Juga: Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Walhi SulSel beberkan fakta pengelolaan sampah di Mamminasata

Ketika ditanya tentang rincian penangguhan, seorang pembantu menteri mengatakan kepada Reuters: "Tunggu dan lihat bagaimana hasilnya."

Situs web dan aplikasi Twitter terus berfungsi di ibu kota Nigeria, Abuja, dan pusat komersial Lagos pada hari Jumat.

Twitter mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa mereka sedang menyelidiki penangguhan operasi yang "sangat memprihatinkan", dan akan "memberikan pembaruan ketika kami mengetahui lebih banyak".

Baca Juga: Polisi Hong Kong menangkap penyelenggara acara peringatan Tragedi Tiananmen

Pada bulan April, menteri informasi bereaksi dengan marah ketika Twitter memilih negara tetangga Ghana untuk kantor Afrika pertamanya.

Dia mengatakan perusahaan telah dipengaruhi oleh representasi media yang keliru tentang Nigeria, termasuk laporan tindakan keras terhadap protes tahun lalu.

Demonstran yang menyerukan reformasi polisi telah menggunakan media sosial untuk mengatur, mengumpulkan uang, dan membagikan bukti dugaan pelecehan polisi. CEO Twitter, Jack Dorsey, mentweet untuk mendorong pengikutnya untuk menyumbang.

Baca Juga: Jaksa menuntut 6 tahun penjara Habib Rizieq dalam Kasus Swab RS Ummi, Ferdinand: Keren

Menyusul protes tersebut, Mohammed menyerukan “beberapa bentuk peraturan” di media sosial untuk memerangi “berita palsu”.

Airtel, salah satu operator seluler terbesar di Nigeria, menolak mengatakan apakah perusahaan telah menerima arahan pemerintah tentang penangguhan tersebut.

MTN, operator seluler terbesar, tidak menanggapi panggilan dan pesan yang meminta komentar.***

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler