Akhir tragis drama poliandri Bone-Bulukumba: Suami kedua dibunuh suami ketiga

22 Agustus 2023, 16:36 WIB
Ilustrasi pembunuhan - Akhir tragis drama poliandri Bone-Bulukumba: Suami kedua dibunuh suami ketiga / /Pixabay/Niekverlaan

WartaBulukumba.Com - Desa Pacing masih dipeluk dingin dan hening pada Senin dini hari, 21 Agustus 2023 ketika drama poliandri berujung tragis di ujung parang. Seorang lelaki Bulukumba meregang nyawa di tangan 'saingannya'.

Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan itu terkoyak oleh geger peristiwa pembunuhan.

AS (31), seorang suami kedua dari SR (22) menjadi korban pembunuhan di mana terduga pelaku, SN (35), merupakan suami ketiga SR.

Kegelapan masih merayap, sekitar pukul 04.00 WITA. Bunyi telepon seluler mengusik hening pagi. Namun, panggilan tersebut menjadi awal dari tragedi di sudut desa ini.

Baca Juga: Fakta terbaru dari peristiwa pembakaran ruang sel oleh tahanan Polsek Gantarang Bulukumba

Korban, suami kedua SR, menghubungi anaknya, bermaksud untuk mengajaknya ke Bulukumba. Tidak disangka, panggilan ini didengar oleh suami ketiga SR, SN.

Alih-alih menjalani percakapan biasa, percakapan tersebut memicu amarah di hati SN. 

"Terduga pelaku mendengar pembicaraan tersebut dan emosi karena ada kata-kata yang menyinggung perasaannya. Setelah menelpon, terduga pelaku mengatakan kepada istrinya dalam bahasa Bugis 'loka keloi' (mauka bunuh)," ungkap Kasi Humas Polres Bone, Ipda Rayendra, melalui keterangan tertulis.

Sebentar setelah percakapan tersebut, suasana rumah menjadi gelap. SN meninggalkan rumah dengan alasan ingin buang air besar. 

Baca Juga: Nekat! Tahanan Polres Bulukumba membakar ruang penjara setelah memperkosa

Kejadian selanjutnya, korban, AS, yang adalah suami kedua SR, ditemukan terbaring tak bernyawa. Tubuhnya terluka parah, bekas sabetan parang menghiasi hampir seluruh bagian tubuhnya.

Luka pipi kanan yang terbuka, tangan kanan hampir terputus, tusukan di dada kanan, luka terbuka di tangan kiri, dan ibu kaki kanan yang putus adalah jejak sadis dari pembunuhan tersebut.

Polisi segera melakukan penyelidikan. SN, terduga pelaku, telah melarikan diri, meninggalkan kerumunan rahasia dan kebenaran yang belum terkuak.

Baca Juga: Polisi sebut peristiwa pembunuhan yang menggegerkan Bulukumba memiliki unsur perencanaan

Kronologi kejadian pembunuhan

Kasi Humas Polres Bone, Ipda Rayendra mengatakan, peristiwa pembunuhan sadis tersebut terjadi sekitar pukul 04.00 WITA.

“Korban yang merupakan suami kedua dari SR (22), dia menelpon anaknya dengan maksud ingin mengajak anaknya untuk dibawa ke Bulukumba,” katanya.

Namun, saat mereka telponan, suami ketiga SR mendengar pembicaraan korban. Tapi, belum diketahui apa percakapan korban dengan SR hingga pelaku naik pitam.

“Terduga pelaku mendengar pembicaraan tersebut dan emosi karena ada kata-kata yang menyinggung perasaannya. Setelah menelpon, terduga pelaku mengatakan kepada istrinya dalam bahasa Bugis 'eloka keloi (mauka bunuh),” ungkap Rayendra.

Baca Juga: Kabupaten Bulukumba 'destinasi' judi sabung ayam? Dari 17 pelaku yang diciduk sebagian dari luar daerah

Pernikahan poliandri Suriani

Suriani (22), seorang perempuan muda dari Dusun 5 Bekku, Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, kini selamanya tertaut dengan dua kata: pembunuhan dan poliandri.

Pernikahan Suriani bukanlah sekadar pernikahan biasa, ia sudah memasuki tiga babak yang berbeda dalam hidupnya. Namun, alih-alih berakhir dengan kebahagiaan. Justru berakhir dengan tragis.

Pertama, pernikahan yang singkat akibat sang suami meninggal dunia. Kedua, pernikahan dengan AS (31) yang menghasilkan seorang anak. Dan ketiga, pernikahan siri dengan seorang pria bernama SN.

Periode pernikahan pertama hanya menyisakan luka dan kenangan, sementara pernikahan kedua dengan AS membawa seorang anak ke dunia. Meskipun tinggal terpisah, Suriani dan AS masih terikat tali pernikahan.

Suriani menikah dengan SN tanpa sepengetahuan suaminya yang sah. Dua suami dalam satu atap, hubungan yang rancu dan berbahaya.

Tak butuh waktu lama drama poliandri ini berujung tragedi. SN untuk mengambil tindakan. Ia pamit keluar rumah, dengan alasan akan buang air besar. Namun, kenyataannya adalah ia menuju rumah AS.

Di sana, AS tertidur pulas, tak sadar bahwa maut telah mendekatinya. Parang yang dipegang oleh tangan pembunuh ini, dengan sadis menghantam tubuh AS yang terbaring.

Biru kelam malam itu menjadi saksi seberapa dalam amarah bisa membawa manusia pada tindakan mengerikan. Luka tusukan yang menghiasi tubuh korban menjadi jejak kekejaman.

Luka di dada kanan, tangan hampir putus, dan ibu kaki kanan yang putus membawa cerita tragis. Sementara itu, dengan tuntas, SN meninggalkan lokasi. Kini 'suami ketiga' itu menjadi buronan polisi.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler