Omzet McDonald's rontok 70 persen menyusul penjajah 'Israel' kalah perang di Gaza

- 25 Desember 2023, 15:16 WIB
McDonalds dan serdadu Zionis - Omzet McDonald's rontok 70 persen
McDonalds dan serdadu Zionis - Omzet McDonald's rontok 70 persen /X.com/@RandomWorldWar

WartaBulukumba.Com - Ledakan dan letusan dalam perang di Gaza, disertai genosida terhadap warga sipil Palestina, juga dihiasi kantong berlogo kuning merah McDonald's di atas tank hingga jet tempur. Di tengah kebisingan perang, aroma kentang goreng renyah dan burger segar melintas di antara serpihan bangunan. Tak heran, omzet McDonald rontok di tengah aksi kebiadaban genosida penjajah  'Israel' terhadap Palestina. 

Dampak nyata dari aksi boikot terhadap produk-produk yang berafiliasi dengan 'Israel' begitu signifikan. Menjadi penyumbang tetap ke penjajah 'Israel' punya konsekuensi besar.

Menurut sebuah laporan dari Reuters, penjualan McDonald's di Mesir turun setidaknya 70% pada bulan Oktober dan November 2023 dibandingkan dengan bulan-bulan yang sama pada tahun 2022. Pegawai yang memberikan informasi ini mengatakan bahwa perusahaan kesulitan untuk menutupi biaya operasional selama periode ini.

Baca Juga: Biaya tentara IDF pakai Pampers dalam perang di Gaza: Zionis mengeluarkan segini hanya untuk popok!

Kampanye boikot terkait perang Gaza memberikan dampak pada merek-merek Barat di sejumlah negara Arab.

Meskipun ada boikot, McDonald's memproyeksikan pertumbuhan pendapatan hampir 2% pada tahun 2024. Perusahaan juga berencana untuk membuka 10.000 lokasi baru.

Aksi boikot produk-produk yang berafiliasi ke Zionis yang dilakukanmasyarakat Indonesia menarik perhatian media asing, Al Jazeera.

Melalui artikel berjudul "Indonesians boycott McDonald's, Starbucks over support for Israel" yang dipublikasikan pada 14 November 2023 lalu, media asal Qatar itu menyoroti McDonald's dan Starbucks di Medan, Sumatra Utara yang sepi pengunjung.

Baca Juga: Rugi Rp4 trilyun setiap hari dan kalah terus dalam perang di Gaza! Ekonomi Zionis teroris ambruk 2 bulan lagi?

"Indonesia, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, telah lama bersimpati pada perjuangan Palestina dan tidak memiliki kedutaan besar Israel," tulis Al Jazeera.

Dalam artikel tersebut, Al Jazeera mewawancarai manajer operasional Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) cabang Medan, Ade Andrian, yang turut memboikot McDonald's, padahal sebelumnya cukup sering mengunjungi restoran cepat saji asal AS tersebut.

"Pesanan favorit saya adalah Family Meal. Ketika memesan lewat lantatur (drive thru), saya selalu memesan es krim" ungkap Ade kepada Al Jazeera.

"Namun, saya tidak pernah ke McDonald's lagi sejak kami mengetahui bahwa McDonald's Israel memberikan bantuan dan diskon kepada militer 'Israel'," ujar Ade.

Baca Juga: Ekonomi Zionis menunggu ambruk? Biaya perang penjajah 'Israel' trilyunan namun kalah terus di medan tempur

McDonald's, jaringan restoran cepat saji yang merevolusi citarasa dunia, tak hanya menawarkan makanan, tetapi juga membawa keberagaman rasa dan kenyamanan kepada jutaan pelanggan di seluruh dunia. Didirikan pada tahun 1940-an oleh Dick dan Mac McDonald di San Bernardino, California, usaha kecil mereka segera berkembang menjadi fenomena global.

Di balik "Golden Arches" yang ikonik, McDonald's memperkenalkan konsep rantai restoran yang efisien, menyajikan hidangan cepat saji dengan konsistensi dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sistemnya yang terstruktur dan menyediakan menu standar menjadi ciri khas, menghadirkan produk ikonik seperti Big Mac, Happy Meal, dan McNuggets.

Selain menyajikan makanan, McDonald's berkomitmen pada tanggung jawab sosial dan lingkungan. Program "Ronald McDonald House Charities" memberikan dukungan kepada anak-anak yang sakit dan keluarga mereka di seluruh dunia. Langkah-langkah keberlanjutan, seperti penggunaan kemasan ramah lingkungan dan investasi dalam teknologi hijau, menunjukkan perhatian mereka terhadap dampak lingkungan.

Dengan kehadiran di lebih dari 100 negara, McDonald's telah memenangkan hati dengan adaptasi menu lokal, menawarkan makanan khas setiap wilayah untuk memenuhi selera dan kebiasaan masyarakat setempat. Dari McSpaghetti di Italia hingga Bubur Ayam di Asia, restoran ini menggabungkan kekhasan budaya dengan sentuhan globalnya.***

 

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah