Wow! Kopi Kahayya dari Bulukumba sudah ada di Jepang

- 21 Oktober 2022, 18:34 WIB
Seorang barista kopi di sebuah kafe di Jepang memperlihatkan sebuah bungkusan kemasan kopi Kahayya dari Bulukumba.
Seorang barista kopi di sebuah kafe di Jepang memperlihatkan sebuah bungkusan kemasan kopi Kahayya dari Bulukumba. /Dok. Humas Diskominfo Bulukumba

WartaBulukumba - Aroma dan cita rasa kopi Kahayya dari Kabupaten Bulukmba Sulsel sudah disesap penuh nikmat di Negeri Matahari Terbit!

Sebuah perjalanan yang sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf mengunjungi Jepang dengan sederet agenda.

Andi Utta, sapaan akran Bupati Bulukumba, dalam kunjungannya itu menyerahkan dan memperkenalkan kopi Kahayya di beberapa kafe yang ada di Jepang.

Baca Juga: Tim Satgassus Mabes Polri pantau proyek PEN di Sulsel termasuk Bulukumba

Informasi yang dirilis oleh Humas Kominfo, Andi Utta berada di Jepang untuk kepentingan general chek-up.

Bupati Bulukumba juga memanfaatkan kunjungannya ke Jepang dengan mendatangi salah satu lokasi peternakan terbaik dan termahal di Negara Sakura tersebut.

Peternakan sapi yang dikunjungi adalah “Murata Farm” yang berada di Kota Kobe, salah satu kota terbesar di Jepang. Kota Kobe terkenal dengan sapinya berjenis Wagyu.

Baca Juga: Ternyata Bulukumba tidak mendapatkan pinjaman daerah untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Daging sapi Wagyu memiliki marbling atau pola khusus lemak putih yang tersebar di dalam otot daging yang berbeda dengan daging jenis sapi lain. Itulah sebabnya daging sapi asal Jepang ini memiliki harga pasaran yang cukup mahal.

Andi Utta sapaan akrab Bupati mendapat kesempatan melihat dan mendapatkan penjelasan langsung dari pihak peternakan terkait cara beternak yang efektif dengan hasil yang lebih maksimal. Misalnya pengaturan dan pengelompokan kandang serta kebutuhan makanan ternak yang sesuai takaran.

Selain itu, peternakan Murata Farm ini juga melakukan pengolahan kotoran sapi secara modern. Kotoran sapi diolah menjadi pupuk kandang (kompos) yang berada dalam satu area peternakan. Jadi peternak tidak hanya mendapatkan hasil dari penjualan sapinya, tetapi juga mendapatkan keuntungan dari kotoran sapinya.

Baca Juga: Ketika Andi Edy Manaf berada di 'sarang wanita pengusaha' Bulukumba

“Pengolahannya menggunakan mesin otomatis, bergerak sendiri sampai terkemas rapi dan siap dipasarkan,” ungkap Andi Utta, Kamis 20 Oktober 2022.

Andi Utta menambahkan bahwa bibit sapi Wagyu memiliki hak paten di Jepang, sehingga bibit sapinya tidak bisa keluar dari Negara itu. Yang bisa dilakukan di Bulukumba, ungkapnya adalah membuat model peternakan seperti di Jepang dengan memberdayakan sumber daya yang ada, misalnya memanfaatkan potensi jerami yang selama ini hanya terbuang.

“Bibit sapi tidak bisa dikirim. Dia (peternak) hanya mau datang ajari beternak bagaimana bibit sapi dalam 2 tahun bisa memiliki bobot di atas 800 kilogran hanya dengan cara makan jerami dan pellet,” ungkapnya.

Baca Juga: Bulukumba update UMKM: Pemda daftarkan 34 merek usaha warganya ke Kemenkum HAM

Seperti di peternakan tersebut, dengan jumlah sapi 1300 ekor per lokasi kandang bisa dijual setiap 2 tahun dengan nilai Rp130 milyar. Peternakan ini memiliki 10 kandang sehingga tiap dua tahun Murata Farm memiliki nilai jual sapi sebesar Rp1,3 triliun.***

Editor: Muhlis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x