India berharap Jokowi segera cabut larangan ekspor CPO dan minyak goreng

- 5 Mei 2022, 14:48 WIB
India berharap Jokowi segera cabut larangan ekspor CPO
India berharap Jokowi segera cabut larangan ekspor CPO /kemenko perekonomian

WartaBulukumba - Kini 'licin' di pasar global dari sisi dampak, larangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) oleh Presiden Republik Indonesia Jokowi menuai polemik internasional.

Salah satu negara yang merasakan dampaknya yaitu India. Tampaknya "aliran Sungai Gangga" sedang kalut.

Harga minyak nabati telah merangsek naik di India sejak Februari 2022 karena ketegangan geopolitik. Kondisi itu diperparah larangan ekspor CPO oleh Indonesia.

Baca Juga: Harga satu buah perahu Pinisi Bulukumba bisa capai Rp15 miliar

Perusahaan sawit asal India, Adani Wilmar memprediksi bahwa harga minyak telah mencapai puncaknya dan akan membaik mulai bulan depan.

Menurut mereka, pemerintah Indonesia tidak akan lama dalam memberlakukan larangan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng.

Direktur Pelaksana Adani Wilmar, Angshu Mallick mengatakan bahwa kapasitas produksi sawit Indonesia sedang melimpah. Sementara itu, Indonesia dinilai tidak memiliki ruang penyimpanan yang cukup baik.

Baca Juga: Jutsuka dari Bulukumba Sulsel! Jangan sampai keliru, ini bukan camilan Jepang

Oleh karena itu, Mallick menduga bahwa pada 10 Mei 2022 seharusnya larangan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng yang diberlakukan Jokowi tersebut dihentikan. Jika tidak dihentikan, sawit Indonesia dinilai akan rusak.

"Saya rasa pada 10 Mei seharusnya (Indonesia) sudah mulai ekspor (CPO)," kata Mallick dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Financial Express pada 5 Mei 2022.

Media-media internasional menyorot kebijakan Indonesia terkait kebijakan ini, salah satunya Reuters.

Baca Juga: Yummy! Lezatnya Dodol Balimbing di Bulukumba Sulsel, salah satu bahannya adalah jenis premium

Reuters menyorot pada 27 April 2022, bahwa ketika harga minyak goreng Indonesia mulai naik pada bulan November, pihak berwenang di Indonesia menghadapi tekanan untuk menahan biaya kebutuhan rumah tangga yang terbuat dari minyak sawit dan digunakan oleh kebanyakan orang di negara berpenduduk terbesar keempat di dunia itu.

Tetapi berbulan-bulan kebijakan pemerintah yang cepat, termasuk dua kali menghentikan ekspor minyak sawit, terkadang mengejutkan dan membingungkan pasar minyak nabati global.

Sementara Presiden Joko Widodo telah sering menunjukkan bahwa dia siap untuk bertindak keras untuk memeras lebih banyak dari sumber daya Indonesia yang kaya, perubahan kebijakan yang didorong oleh frustrasi politik atas harga minyak goreng yang sangat tinggi kadang-kadang bahkan membuat beberapa pejabat senior lengah, kata pemerintah. sumber.

Baca Juga: Elon Musk mempertaruhkan baterai Tesla-nya

Menggarisbawahi fokusnya, presiden, yang peringkat persetujuannya telah merosot dalam beberapa jajak pendapat baru-baru ini atas biaya hidup yang lebih tinggi, mengatakan minggu ini kebutuhan akan makanan yang terjangkau mengalahkan kekhawatiran pendapatan di produsen minyak sawit yang lebih besar di dunia.

"Joko Widodo telah lama benar-benar terpaku pada upaya untuk mendukung kesejahteraan sosial melalui langkah-langkah regulasi, yang terkadang menyebabkan salah langkah,” kata analis risiko politik Kevin O'Rourke.***

 

Editor: Muhlis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah