Membidik bisnis kuliner Ramadhan: Apa saja tren populer yang harus dipahami pelaku usaha?

9 Maret 2024, 17:58 WIB
Ilustrasi kuliner Ramadhan - Membidik bisnis kuliner Ramadhan: Apa saja tren populer yang harus dipahami pelaku usaha? /Tangkapan layar Youtube/MasakTv

WartaBulukumba.Com - Ramadhan, bulan yang penuh dengan spiritualitas dan refleksi, juga menjadi waktu di mana bisnis kuliner Ramadhan mendapatkan tempat khusus di hati masyarakat.

Industri dan bisnis kuliner, yang selalu cepat beradaptasi, niscaya terus berupaya menangkap esensi bulan suci ini melalui inovasi dan penyesuaian menu.

Kita akan menggali berbagai tren kuliner yang muncul selama Ramadhan, dari kebangkitan masakan tradisional hingga penggunaan teknologi dalam pengalaman bersantap.

Baca Juga: Bagaimana mengelola dana KUR BRI secara efektif?

Makanan Tradisional vs Fusion

Menghidupkan Kembali Masakan Tradisional

Dalam beberapa tahun terakhir, ada tren yang menarik kembali masyarakat kepada akar kuliner mereka, terutama selama Ramadhan. Masakan tradisional, dengan rasa kaya dan sejarahnya yang mendalam, telah mengalami semacam renaissance.

Banyak chef di restoran terkemuka mulai menggali resep-resep lama, yang mungkin telah dilupakan atau diabaikan dalam kegemaran modernitas. Misalnya, di Indonesia, restoran-restoran menghidangkan versi modern dari "gulai kambing" atau "ketupat" dengan sentuhan kontemporer.

Selain itu, variasi regional masakan tradisional juga menjadi perhatian. Di Malaysia, misalnya, masakan "nasi kandar" khas Penang atau "laksa" Johor mendapatkan popularitas baru dengan presentasi yang lebih modern dan penyajian yang lebih berseni.

Baca Juga: KUR BRI 2024: Menyulam sukses UMKM dengan pinjaman tanpa jaminan, cukup pakai KTP

Fusion Food

Di sisi lain, tren fusion food tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Kombinasi unik antara rasa lokal dan internasional terus menarik bagi palette konsumen yang semakin mengglobal.

Kita melihat eksperimen menarik seperti "shawarma tacos", perpaduan cita rasa Timur Tengah dengan gaya Meksiko, atau "sushi baklava", sebuah pertemuan antara masakan Jepang dan Turki. Fusion food tidak hanya menciptakan sensasi rasa yang baru tetapi juga menarik bagi generasi muda yang mencari keanekaragaman dalam pengalaman bersantap mereka.

Fusion food juga memperlihatkan bagaimana budaya yang berbeda dapat berinteraksi melalui makanan. Sebuah restoran di Dubai, misalnya, telah berhasil menciptakan "Biryani Burger", menggabungkan kekayaan rasa Biryani khas Asia Selatan dengan kenyamanan dan keakraban burger Barat.

Baca Juga: Bunga rendah dan tanpa agunan! Cara pengajuan KUR Bank BRI, Mandiri dan BNI

Makanan Sehat dan Nutrisi

Menu Berbasis Kesehatan

Seiring meningkatnya kesadaran tentang kesehatan dan nutrisi, terjadi pergeseran menuju pilihan makanan yang lebih sehat selama Ramadhan.

Fokusnya bukan hanya pada penyajian makanan yang lezat tetapi juga yang dapat menyediakan nutrisi yang cukup untuk puasa sehari penuh. Restoran dan kafe kini lebih cenderung menawarkan menu yang seimbang dengan pilihan makanan kaya protein, rendah karbohidrat, dan serat tinggi.

Contoh populer dari tren ini termasuk penggunaan bahan-bahan seperti quinoa, yang kaya akan protein dan serat, atau smoothie buah dan sayuran yang menyediakan nutrisi esensial tanpa menambahkan terlalu banyak kalori.

Selain itu, minuman berbasis susu almond atau oat milk menjadi alternatif populer bagi mereka yang mencari pilihan tanpa laktosa yang lebih sehat.

Detoksifikasi dan Superfoods

Ramadhan juga menjadi waktu di mana banyak orang memilih untuk 'membersihkan' tubuh mereka, memanfaatkan bulan puasa sebagai kesempatan untuk detoksifikasi. Ini memicu popularitas hidangan dan minuman yang mengandung superfoods - makanan yang kaya nutrisi dan memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Superfoods seperti chia seeds, kale, dan beri goji kini menjadi bintang di menu-menu Ramadhan, baik untuk sahur maupun buka puasa.

Chia seeds, misalnya, diketahui kaya akan asam lemak omega-3, serat, dan protein. Banyak kafe dan restoran sekarang menawarkan pudding chia atau smoothies yang menggabungkan biji chia dengan buah-buahan segar dan susu nabati. Ini tidak hanya memuaskan tapi juga memberikan energi berkelanjutan yang penting untuk berpuasa.

Kale, sering dijuluki sebagai "raja sayuran hijau," juga mendapatkan tempatnya di meja Ramadhan. Kale kaya akan vitamin C, vitamin K, dan antioksidan, menjadikannya tambahan yang sempurna untuk salad buka puasa atau sebagai tambahan pada smoothie. Restoran kesehatan dan kafe-kafe sekarang menawarkan variasi salad kale dengan tambahan kacang-kacangan dan biji-bijian, memberikan kombinasi rasa dan nutrisi yang seimbang.

Selain itu, penggunaan beri goji sebagai topping untuk yogurt atau oatmeal juga menjadi populer. Beri goji diketahui mengandung antioksidan tinggi dan dikatakan mampu meningkatkan energi serta daya tahan tubuh, yang sangat penting selama bulan puasa.

Penggunaan Media Sosial dan Teknologi

Media Sosial Sebagai Alat Pemasaran

Era digital telah mengubah cara restoran berinteraksi dengan pelanggan mereka, khususnya selama Ramadhan. Media sosial telah menjadi alat pemasaran utama, memungkinkan bisnis kuliner untuk menjangkau audiens yang lebih luas dengan cara yang lebih interaktif dan visual.

Restoran dan kafe menggunakan platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok untuk memamerkan hidangan khusus Ramadhan mereka, sering kali dengan gambar yang sangat menarik dan kampanye yang menggugah selera.

Kampanye ini tidak hanya menampilkan menu, tapi juga sering kali menciptakan narasi yang menghubungkan makanan dengan pengalaman Ramadhan yang lebih luas. Misalnya, sebuah restoran mungkin memposting cerita tentang bagaimana hidangan mereka terinspirasi oleh tradisi keluarga selama Ramadhan, atau bagaimana mereka menggabungkan bahan-bahan lokal dalam kreasi menu mereka.

Teknologi dalam Pengalaman Bersantap

Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi telah memainkan peran penting dalam mengubah pengalaman bersantap, terutama selama Ramadhan. Restoran dan kafe semakin menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi layanan dan memberikan pengalaman yang lebih personal bagi pelanggan.

Salah satu inovasi terkini adalah penggunaan aplikasi pemesanan makanan. Aplikasi ini tidak hanya memudahkan pelanggan untuk memesan makanan untuk sahur atau berbuka puasa dari kenyamanan rumah mereka, tetapi juga memungkinkan restoran untuk mengelola pesanan dengan lebih efisien dan meminimalkan waktu tunggu.

Fitur pembayaran tanpa kontak juga telah menjadi populer, memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan higienis.

Selain itu, beberapa restoran mulai mengadopsi teknologi Augmented Reality (AR) dalam menu mereka. Pelanggan dapat menggunakan smartphone mereka untuk memindai kode QR pada menu.***(Israwaty Samad)

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler