Pelaku usaha di Bulukumba wajib tahu, pakar LPEM UI ungkap hasil kajiannya

10 Februari 2023, 21:20 WIB
Ilustrasi salah satu produk UMKM di Kabupaten Bulukumba, nasi tumpeng khusus untuk acara ulang tahun dari Kedai Azzifa Desa Bonto Bangun, Kecamatan Rilau Ale. /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Bulukumba hari ini adalah juga wilayah gerak tumbuh dari ruang perekonomian kerakyatan.

Apa yang sedang dibutuhkan hari ini oleh para pelaku usaha di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan?

Sebuah uraian menarik dipaparkan oleh Muhammad Sowwam, staf peneliti di LPEM UI yang memiliki spesialisasi di bidang ekonomi regional.

Baca Juga: Diseminasi hasil kajian 'Strategi Pemulihan Sektor Pariwisata Unggulan' di Bulukumba, begini analisis SWOT-nya

Dia menguraikan beberapa point policy brief dari hasil kajian "Strategi Pemulihan Sektor Pariwisata Unggulan di Sulawesi Selatan".

Perumusan kebijakan berbasis riset (policy-based research) harus dilakukan sehingga Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) yang menggandeng Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia melaksanakan kajian.

Kajian tersebut meletakkan Kabupaten Bulukumba bersama Makassar dan Maros menjadi objek penelitian mengingat Bulukumba adalah salah satu daerah destinasi wisata di Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Gubernur Sulsel dipukau oleh sejumlah produk UMKM Bulukumba

Kegiatan diseminasi yang dibuka oleh Wakil Bupati Buluikumba Andi Edy Manaf ini dihadiri oleh OPD yang terkait, para pelaku usaha sektor pariwisata, seperti hotel, restoran, PHRI, jasa wisata, pelaku UMKM kerajinan, souvernir, oleh oleh, dan pihak perbankan.

Muhammad Sowwam menguraikan, dari sisi pelaku usaha, tantangan yang masih dihadapi adalah pemasaran, biaya dan produksi.

Para pelaku usaha di Bulukumba membutuhkan pelatihan berupa pencatatan atau pembukuan usaha, peningkatan kualitas produk dan jejaring berusaha.

Baca Juga: Kopi robusta siap saji tanpa ampas ini inovasi terbaru entrepreneur muda Bulukumba

Dalam tataran praktis, strategi ini dilakukan dengan cara meningkatkan promosi produk
dengan meningkatkan faktor internal perusahaan dengan memanfaatkan faktor eksternal untuk menangkap peluang pasar pada destinasi wisata sebagai pasar produknya.

Berdasarkan analisis SWOT terhadap hasil survei kepada para wisatawan nusantara yang
berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, faktor internal berupa atraksi kegiatan yang dapat
dilakukan serta keamanan merupakan daya kekuatan dari obyek wisata, sementara faktor
eksternal seperti infrastruktur penunjang transportasi dan pariwisata menjadi peluang

Dengan demikian, strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara adalah
Strength-Opportunity, yakni memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang kunjungan
wisata. Strategi promosi yang dapat dilakukan adalah dengan menonjolkan keunikan wisata
melalui calendar of event yang sesuai dan kerjasama dengan biro perjalanan wisata untuk
mengoptimalkan infrastruktur penunjang wisata.

Baca Juga: Kopi siap saji dari Bulukumba ini nikmatnya serasa ngopi di kafe

Lanjut dari analisis SWOT terhadap hasil survei kepada para wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Kabupaten Bulukumba, faktor internal objek wisata berupa atraksi kegiatan
dan harga tiket menjadi daya kekuatan dari obyek wisata.

Di sisi lain, faktor eksternal secara umum, seperti faktor kondisi infrastruktur penunjang transportasi, teknologi, dan komunikasi masih menjadi ancaman yang menghambat kedatangan wisatawan mancanegara.

Dengan demikian, strategi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara adalah
Strength-Threat, melalui upaya diversifikasi destinasi dan atraksi wisata yang beriringan dengan
peningkatan infrastruktur penunjang.

Baca Juga: Cafe Sawah di Borong Rappoa Bulukumba, menikmati pemandangan alam sambil ngopi

Kemudian berdasarkan analisis SWOT terhadap hasil survei kepada para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bulukumba, daya saing pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Bulukumba dari sisi internal dan eksternal berada pada kuadran Strength-Opportunity dengan strategi memanfaatkan faktor internal yang kuat yakni modal usaha, kualitas SDM, dan strategi pemasaran, untuk mengoptimalkan peluang dari sisi keamanan dan infrastruktur penunjang.

Untuk menggenjot kunjungan wisatawan ke Bulukumba, beberapa strategi dapat dilakukan utamanya adalah terus meningkatkan infrastruktur baik akses ataupun meningkatkan jumlah fasilitas penunjang wisata seperti ekonomi dan keuangan serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Hal ini penting mengingat jalur darat dari Makassar-Bulukumba cukup jauh. yaitu 200KM. Panjang
jalan yang rusak dan rusak berat menuju Bulukumba cukup tinggi. yaitu 33%.

Baca Juga: Kopi Kajang dari Bulukumba terpilih tampil dalam even 'Bangga Buatan Indonesia'

Kemudian dari sisi jumlah restoran/rumah makan di Bulukumba masih relatif sedikit, hanya 398 unit di tahun 2021 (BPS, 2022).

Dilihat dari pengeluaran, perlu peningkatan jumlah pengeluaran dengan salah satunya meningkatkan lama bepergian.

Dari sisi penetrasi pembayaran digital perlu ditingkatkan sehingga frekuensi transaksi meningkat.

Hal ini bisa dilakukan penetrasi dari sisi suplai penyedia jasa pariwisata. Dari sisi strategi promosi, saat ini sumber referensi utama wisatawan di Bulukumba umumnya adalah media sosial, dan referensi teman atau keluarga.

Penguatan media sosial juga perlu diperkuat dengan melakukan endorse influencer sehingga cakupan pemirsa yang melihat konten promosi wisata di Bulukumba lebih banyak.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler