Network
WartaBulukumba - Sebuah hari yang dipenuhi lilin. Ia dinyalakan sebagai lambang cahaya hati kudus Yesus yang menerangi dunia dengan cintanya yang berlimpah.
Gereja-gereja Katolik merayakannya. Di seluruh pelosok dunia perayaan itu dikenal sebagai Trihari Suci atau Trihari Paskah sejak Kamis 1 April 2021.
Meski dengan sederhana dan sejumlah pembatasan demi mencegah penularan Covid -19, perayaan ini tak mengurangi makna suci yang dibawanya tiba.
Baca Juga: Lomba Cerita Budaya Desaku kini memasuki Jilid 2
Misa petang di Kamis Putih menjadi penanda dimulainya Trihari Suci ini. Mereka yang berada dalam misa akan menerima abu sebagai simbol pertobatan menyambut Paskah tiba.
Abu yang diterima juga menjadi pengingat bahwa meski manusia begitu kecil dihadapan Tuhan, tetapi Tuhan melimpahi mereka dengan kasih sayang yang maha besar.
Di hari Jumat yang Agung, misa kembali digelar dengan tujuan yang berbeda. Dalam misa Jumat Agung, penderitaan Yesus yang berjuang demi kemanusiaan berakhir terpasung di atas salib kayu kembali dikenang.
Baca Juga: Palopo gempar, video mesum pelajar berdurasi 30 detik beredar
Di sejumlah gereja, prosesi misa Jumat Agung diakhiri dengan mencium kaki Yesus di atas kayu salib yang menyanggah tubuhnya.
