Kejahatan rasial meningkat di AS, kebanyakan korbannya perempuan keturunan Asia

- 18 Maret 2021, 21:12 WIB
LAWAN RASISME - Sabtu, 13 Maret 2021, siswa blasteran China-Jepang di AS bernama Kara Chu (18) INI memegang sepasang balon hati yang dihias sendiri untuk rapat umum bertajuk Cintai Komunitas Kita: Bangun Kekuatan Kolektif. Rapat tersebut untuk meningkatkan kesadaran anti-Asia kekerasan di luar Museum Nasional Jepang Amerika di Little Tokyo di Los Angeles. Penembakan di tiga panti pijat dan spa Georgia pada 16 Maret 2021, terjadi setelah gelombang serangan baru-baru ini terhadap orang Asia-Amerik
LAWAN RASISME - Sabtu, 13 Maret 2021, siswa blasteran China-Jepang di AS bernama Kara Chu (18) INI memegang sepasang balon hati yang dihias sendiri untuk rapat umum bertajuk Cintai Komunitas Kita: Bangun Kekuatan Kolektif. Rapat tersebut untuk meningkatkan kesadaran anti-Asia kekerasan di luar Museum Nasional Jepang Amerika di Little Tokyo di Los Angeles. Penembakan di tiga panti pijat dan spa Georgia pada 16 Maret 2021, terjadi setelah gelombang serangan baru-baru ini terhadap orang Asia-Amerik /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

"Itu adalah indikasi kurangnya minat dan prioritas yang dibayar pemerintah federal untuk masalah ini," kata German.

Asian American Advancing Justice melalui website mereka, StandAgainstHatred.org. melacak pelaporan kebencian dan pelecehan terkait dengan masalah parsial.

Baca Juga: Komisi perlindungan anak di India meminta Netflix hapus lima adegan di Bombay Begums

Dari hasil yang mereka dapatkan, Marita Etcubañez, direktur organisasi itu mengatakan bahwa insiden kebencian yang tidak dilaporkan secara kronis memiliki banyak penyebab, termasuk keengganan individu untuk terlibat dengan penegakan hukum dan kurangnya dukungan bahasa.

“Banyak imigran yang tidak percaya pada pemerintah dan tidak yakin bahwa mereka akan mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan jika mereka melapor,” bebernya.

Sung Yeon Choimorrow, direktur eksekutif National Asian Pacific American Women's Forum (NAPAWF) turut mengungkap fakta temuannya.

Baca Juga: Pancoran rusuh, warga menjerit minta bantuan melalui medsos

"Pencatatan kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika sangat rendah karena mereka bahkan tidak bersedia menerima bahwa kami didiskriminasi dan dilecehkan karena ras kami," jelasnya kepada the guardian yang dilansir oleh WartaBulukumba.

“Butuh enam perempuan Asia-Amerika yang sekarat dalam satu hari untuk membuat masyarakat memperhatikan hal ini,” tambahnya.***

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah