WartaBulukumba - Penembakan yang terjadi di spa Atlanta, Amerika Serikat, menewaskan 8 orang. 6 dari korban tersebut adalah perempuan keturunan Asia.
Insiden yang terjadi sekitar pukul lima sore pada Selasa 16 Maret 2021 itu telah memperpanjang daftar kasus rasial yang melanda dunia.
Dilansir WartaBulukumba dari The Guardian, statistik terbaru mengenai kejahatan rasial yang dihimpun oleh FBI di Amerika Serikat pada tahun 2019 menunjukkan sebanyak 4.930 korban teridentifikasi dengan motif ras atau etnis. Dari jumlah tersebut, 4,4% adalah korban bias anti-Asia, 48,5% anti-hitam dan 14,1% dari bias anti-Hispanik.
Baca Juga: Serangan anjing galak yang ganas, anak 3 tahun tewas di New Jersey
Data tersebut menggambarkan bahwa kejahatan rasial di Amerika masih terkesan diremehkan. Undang-undang federal yang berlaku sejak 1990 mengatur tentang pencatatan kejahatan rasial, ternyata masih lebih banyak diabaikan.
Yang lebih memilukan lagi, laporan federal yang dirilis pada Februari lalu menunjukkan fakata bahwa lebih dari 40% kejahatan rasial tidak pernah dilaporkan ke pihak berwenang.
“Kami bahkan tidak memiliki gambaran yang jelas tentang jumlah sebenarnya dari kejahatan rasial di AS. FBI dapat memberi tahu Anda berapa banyak perampokan bank yang terjadi tahun lalu, tetapi mereka tidak dapat memberi tahu Anda penilaian nyata atas kejahatan bias," ungkap Michael German dari Brennan Center for Justice yang bekerja pada tahun 1990-an sebagai agen FBI dan menyamar menyusupi kelompok supremasi kulit putih.
Baca Juga: Harus mundur dari All England, atlet Indonesia unggah rasa kecewa di twitter
German mengungkap fakta antara 2017 dan 2018 terdapat sekitar 230.000 kejahatan rasial dengan kekerasan, menurut survei korban dari Departemen Kehakiman. Padahal dalam periode yang sama, DoJ hanya mengadili 50 kasus kejahatan rasial saja.