Hari kedua SalassaExpo 2024 di Desa Salassae Bulukumba: Talkshow 'Balantieng Memanggil' sorot kerusakan alam

- 26 Juni 2024, 14:06 WIB
Sungai Balantieng yang mengaliri beberapa kecamatan di Kabupaten Bulukumba.
Sungai Balantieng yang mengaliri beberapa kecamatan di Kabupaten Bulukumba. /Instagram.com/@donggia_kahayya

WartaBulukumba.Com - Tanah Desa Salassae dicumbui rintik hujan lembut dari langit Bulukumba pada Rabu pagi, 26 Juni 2024 saat stage utama SalassaExpo 2024 menghadirkan acara dialogis yang membincang kondisi DAS Balantieng terkini.

Masyarakat berkumpul dengan semangat mengikuti talkshow "Balantieng Memanggil," bagian dari SalassaExpo 2024. Jarum jam menunjuk pukul 09.00 saat talkshow dimulai dan tuntas pada 11.00 WITA.

Sungai Balantieng yang merengkuh belasan desa di Kabupaten Bulukumba terus mengalun dalam bisikan aliran airnya, dtemani kabut tipis yang melayang di atas permukaannya. Namun embun di daun-daun aren, seperti tetes air mata alam yang menangisi luka-luka yang telah ditorehkan oleh tangan manusia.

Baca Juga: Melihat Bulukumba dari Sungai Balantieng: Tambang Galian C versus kegelisahan petani

DAS Balantieng versus Tambang Galian C

Udara di sepanjang Daerah Aliran Sungai Balantieng masih terasa segar, namun ada kegetiran yang menyusup semenjak tambang galian C datang merambah. 

Salah satu narasumber, Syamsul Bahri, SP., MP, dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba, secara implisit menekankan bahwa DAS Balantieng adalah harmoni antara manusia dan alam yang patut dijaga dan dirawat.

Syamsul mengurai lebih jauh tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, menekankan bahwa setiap warga adalah penjaga bumi yang tak tergantikan.

Baca Juga: Ratusan warga Bulukumba segel paksa tambang ilegal di Sungai Balantieng

Sementara itu, Junaedi Hambali, Direktur Balang Institute, hadir dengan narasi yang berbicara tentang kebijakan lingkungan yang tak sekadar aturan, tetapi sebuah janji kepada bumi.

Junaedi mengajak semua untuk berpikir jauh ke depan, untuk menciptakan kebijakan yang akan menghidupi generasi mendatang.

Sri Puswandi, Ketua Dana Mitra Tani (DMT) Bulukumba, membawa suara petani ke hadapan semua.

"Dana Mitra Tani adalah napas baru bagi petani kita," ujarnya.

Baca Juga: Tambang ilegal di Sungai Balantieng Bulukumba disegel rakyat

Ia berbicara tentang dukungan yang bukan hanya berbentuk materi, tetapi juga pengetahuan dan pendampingan.

"Dengan dukungan ini, petani kita bisa tumbuh seperti tanaman yang subur, kuat menghadapi tantangan. Kami melakukan pendampingan bukan hanya untuk peningkatan ekonomi namun juga dibarengi kampanye ekologis," tuturnya.

"Balangtieng adalah urat nadi kehidupan bagi banyak petani di sini. Dahulu, air sungai ini mengalir dengan jernih, membawa kesuburan bagi lahan-lahan pertanian di sepanjang alirannya," tuturnya kepada WartaBulukumba.Com pada Ahad, 15 Juni 2024.

Sri Puswandi mengungkapkan bahwa petani aren dan petani lainnya mengandalkan air di DAS Balantieng untuk irigasi dan berbagai keperluan lainnya.

"Namun, sekarang sungai ini terancam. Tambang-tambang ilegal Galian C telah merusak aliran air, mencemari sungai dengan lumpur dan bahan kimia. Ini bukan hanya soal kehilangan sumber air, tetapi soal kehilangan masa depan," ungkapnya dengan nada getir.

Sri Puswandi dan rekan-rekannya dari DMT berkomitmen untuk terus mengkampanyekan penyelamatan DAS Balantieng melalui berbagai media, serta memperkuat kerjasama dengan berbagai organisasi pemerhati lingkungan. 

Aksi-aksi penanaman pohon terus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan oleh DMT dan masyarakat setempat.

"Kami telah menggalang dukungan dari berbagai pihak. Kami ingin membuktikan bahwa masyarakat lokal tidak berdiam diri. Kami bekerja di lapangan, bersama-sama menjaga dan merawat Balangtieng."

Balantieng masih memiliki harapan. Meskipun ancaman pengrusakan lingkungan terus menghantui, semangat warga lokal dan para aktivis lingkungan memberikan sinar terang di tengah gelapnya situasi.

Mereka percaya bahwa dengan upaya bersama, Balangtieng dapat kembali menjadi sungai yang bersih dan sehat, memberikan kehidupan bagi semua makhluk yang bergantung padanya.

Sri Puswandi menyampaikan harapannya, Balangtieng akan kembali jernih, seperti dulu.

"Sungai ini bukan hanya air, tapi jiwa dari masyarakat kita. Kami akan terus berjuang untuk memastikan bahwa Balangtieng tetap menjadi sumber kehidupan, bukan sumber kehancuran," tandas Sri Puswandi.

Suaranya berdesir serupa angin di antara pepohonan, dan semangat juang masyarakat setempat di sepanjang DAS Balantieng yang masih ingin bernapas dan masih memiliki harapan lebih cerah.

Talkshow 'Balantieng Memanggil' pada hari kedua SalassaExpo 2024 di Desa Salassae mengalir seperti sungai yang mencari muara, mencakup berbagai topik dari teknik pertanian organik hingga cara menghadapi perubahan iklim.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah