Dalam diskusi penuh semangat, Safril Ahmadi, seorang manajer program dari Yayasan Hadji Kalla, menyampaikan informasi penting. Sebelumnya, telah dilakukan survei menyeluruh yang menghasilkan pilihan Desa Salassae sebagai lokasi utama untuk implementasi program ini.
Keputusan ini tak diambil begitu saja, karena ternyata sejalan dengan praktik yang telah diterapkan oleh para petani di KSP-Salassae melalui natural farming.
"Yayasan Hadji Kalla berkomitmen untuk memfasilitasi pembangunan 1 unit sarana energi alternatif berbasis biogas, yang akan ditempatkan di Dusun Batu Tujua Desa Salassae. Melalui kolaborasi ini, kami berharap desa ini akan menjadi pusat pembelajaran energi alternatif bioenergi, serta produksi dan pemanfaatan biofertilizer yang lebih luas," jelas Safril dengan penuh keyakinan.
Yayasan Hadji Kalla berencana untuk menjalin kerjasama yang erat dengan KSPS dalam upaya mengembangkan kemandirian energi masyarakat desa secara terintegrasi dengan praktik pertanian ramah lingkungan.
Hal ini memberikan pandangan cerah bahwa keberlanjutan lingkungan dapat dicapai melalui kolaborasi yang sinergis dan komitmen nyata dari semua pihak yang terlibat.
Acara sosialisasi dan survei tekhnis ini tak hanya berarti bagi Desa Salassae, tetapi juga menyimpan makna mendalam bagi lingkungan dan keberlanjutan bumi.
Baca Juga: Melihat Bulukumba dari Desa Salassae: Gotong royong penuh cinta dalam perbaikan jalan
Dengan semangat yang sama, Program Kampung Energi Hijau akan menjadi tonggak penting dalam menggagas masa depan yang lebih hijau, berkelanjutan, dan cerah bagi generasi mendatang.***