Teknologi terus melaju namun radio tetap bertahan dan masih menjadi daya tarik bagi penggemarnya. Bahkan ketika teknologi hadir, nasib radio sempat diprediksi akan mati lantaran kalah saing. Lantas, bagaimana nasib radio di era industri penyiaran?
Menyikapi realita dan pertanyaan itu, Program Director Radio SPL FM, Saiful Alief Subarkah, menilai eksistensi radio terus bertahan walaupun dinamika media penyiaran terus berubah.
"Sebagai media penyiaran tertua, siaran radio masih banyak ditunggu masyarakat. Namun begitu, model konten radio harus menyesuaikan dengan perubahan yang ada," kata Saiful Alief Subarkah di acara Cofffee Day bersama awak media pada Jumat, 10 Februari 2023.
Saiful mengurai, radio tidak bisa hanya tetap mengandalkan pola lama dalam aktifitas siarannya tapi harus bertransformasi ke dunia penyiaran yang baru.
"Meskipun demikian, radio harus tetap menjadi sarana informasi dan edukasi yang kredibel kepada pendengarnya," tuturnya.
Hal lain, kata Saiful Alief, radio tetap bisa bertahan pada situasi sekarang adalah karena peran sentral dari pengelola radio itu sendiri yang terus berbenah untuk melakukan perubahan aktifitas penyiarannya sesuai tuntutan zaman. Pendengar tidak lagi hanya mendengarkan radio lewat frekuensi tapi siaran radio bisa didengarkan melalui smartphone.
Baca Juga: Radio SPL FM Bulukumba sabet penghargaan KPID Award 2022 Sulawesi Selatan
“Hal ini menjadi modal untuk radio tetap eksis dan berkontribusi di era industri penyiaran saat ini. Radio itu tidak ada matinya. Radio tetap ada di setiap zaman, bahkan dengan hadirnya teknologi penyiaran radio terus berbenah demi mempertahankan eksistensinya kepada khalayak pencinta radio serta tetap mempertahankan pola siaran yang berbasis kearifan lokal,” terangnya.
Kendati begitu, pengembangan tersebut harus diimbangi dengan pembenahan secara nyata.