Innalillah, budayawan dan sastrawan Bulukumba Drs Muhannis tutup usia

8 Mei 2023, 17:37 WIB
Momen Muhannis (kemeja garis-garis) menyerahkan buku Hanua Sinjai kepada Alfian Nawawi Pimred WartaBulukumba.com /WartaBulukumba.com

WartaBulukumba - Hujan merintih menetes dari langit Bulukumba mengiringi duka yang tetiba datang kala senja. Salah satu putra terbaik daerah ini baru saja menutup usia.

Meninggalkan banyak karya berupa buku hingga lagu, budayawan dan seniman besar Bulukumba Drs Muhannis mengembuskan nafas terakhir pada Senin, 8 Mei 2023 setelah dirawat di rumah sakit.

Karya terakhir Drs Muhannis adalah sebuah buku sejarah berjudul "Hanua Sinjai", diterbitkan oleh Penerbit Ininnawa, Makassar pada tahun 2022 lalu.  

Baca Juga: Buku 'Hanua Sinjai' karya sejarawan Bulukumba disusun 30 tahun lebih

Berikut sekilas sosok Drs Muhannis, dikutip dari buku "Inspiring Bulukumba- Rekam Jejak 31 Sosok inspiratif dari Bumi Panritalopi" yang ditulis Alfian Nawawi (sekarang Pemred WartaBulukumba.com), penerbit: Mafazamedia, tahun 2014. 

Novel karyanya yang ditulis dalam bahasa daerah Makassar, “Karruq Ri Bantilang Phinisi” atau “Tangisan di Gubuk Phinisi” pada tahun 2011.

Drs. Muhannis Ara Daeng Lawaq lahir di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari pada 5 Juni 1959. Putra dari pasangan Maggauq Daeng Gau dan Jaenong Daeng Sinnong. 

Baca Juga: Innalillah, teaterawan senior asal Bulukumba Fahmi Syariff tutup usia

Mulai menyukai dan belajar sastra daerah sejak kecil. Ia tertarik dengan keindahan bahasa tetua di kampungnya yang dia kira sama dengan puisi yang diajarkan oleh guru di sekolah, cuma berbeda bahasa.

Atas kecintaannya pada naskah kuno, Balai Arsip Nasional Makassar pernah memberikan Piagam Penghargaan pada dedikasinya menyelamatkan naskah-naskah kuno.

Karyanya selalu ditampilkan pada berbagai even dan pertunjukan. Di bidang lomba, menjadi juara lomba cipta puisi daerah se-Sulsel di UNHAS tiga tahun berturut-turut (2005, 2006 dan 2007). Karya-karya seni lainnya pernah dipentaskan di tingkat desa sampai internasional.

Baca Juga: Prof Dr Mattulada cendekiawan dan tokoh sastra nasional dari Bulukumba dengan karya-karya yang mendunia

Muhannis menyelesaikan pendidikan formalnya dimulai di SD 161 dan 164 Ara dan tamat 1972. SMPN 1 Bulukumba 1975. Masuk kelas 1 di SMAN 1 Bulukumba, kelas 2 di SMAN 1 Abepura Jayapura dan tamat di SMAN Bantaeng 1979. Kuliah S1 di IKIP Makassar Jurusan Bahasa Jerman dan selesai 1985.

Pada 2003 mendapat Stipendium atau beasiswa dari Pemerintah Republik Federal Jerman untuk mengikuti Deutsefortbildungskurs di Goethe Institut Munchen Jerman. Pada 1-30 Agustus 2011 kembali diundang ke Jerman untuk mengikuti seminar kebahasaaan dan metodik serta Landeskunde di Universitas Gottingen.

Muhannis dikukuhkan oleh Goethe Institut Jakarta sebagai Instruktur Bahasa Jerman di Indonesia. Sekaligus sebagai Ketua Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI) Cabang Bawakaraeng Sulawesi Selatan serta beberapa organisasi lainnya.

Baca Juga: Innalillah, penulis dan budayawan Bulukumba Muhammad Arief Saenong tutup usia

Muhannis juga gemar menulis puisi dalam bahasa daerah dan bahasa Jerman.

Kepada Alfian Nawawi yang mewawancarainya pada tahun 2013 silam, Muhannis mengisahkan, dia dan dua rekannya, Sakkaruddin dan Demmanyimba, ‘menggeledah’ kampung, menelusuri dan mencari naskah-naskah kuno yang masih tersisa.

Hasilnya, kata dia, terkumpullah lebih dari 100 naskah kuno Ara yang sempat diselamatkan yang sebagian menjadi bahan penulisan novel “Karruq ri Bantilang Pinisi”.

Baca Juga: Muhammad Arief Saenong dan mimpi tentang museum Pinisi di Bulukumba

“Untuk menyelamatkan naskah itu, saya kemudian mengundang Balai Arsip Nasional ke Ara dan membuat micro film seluruh naskah temuan kami beberapa tahun lalu. Dr. Mukhlis Paeni memimpin langsung penyelamatan itu. Bersama tim, dia bahkan harus datang ke Ara dua kali untuk menyelesaikan tugas penyelamatan itu. Dan kami yakin masih banyak naskah yang belum ditemukan,” kata Muhannis.

Pada tahun 2013, Muhannis juga menulis beberapa lagu berlirik Bahasa Bugis dialek Konjo. Salah satu di antaranya diberi judul “Maliang Ri Ara” yang dinyanyikan oleh penyanyi Ulho.

Lagu terkenal lainnya yang merupakan ciptaan Muhannis adalah lagu "Laha Bete".***

 
Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler