Baca Juga: Sepotong surga tersembunyi di Kabupaten Bulukumba: Pesona hutan bakau Luppung Manyampa
Tak hanya pohon cengkeh dan kopi yang menjadi daya tarik, jika melirik ke sebelah kanan, kita akan disuguhkan pemandangan sawah dengan pematang bertumpuk yang eksotis.
Pemandangan sawah ini menjadi semakin memesona ketika berada di atas rumah pohon yang bernama Binara Cinta Kaisah Ayatulauni. Pengunjung dapat menikmati pengalaman membaca di alam terbuka yang akan meninggalkan kenangan tak terlupakan.
Angin sepoi yang lembut akan menemani mereka saat merenung dan menikmati buku-buku yang tersedia. Selain itu, di Tandabaca juga terdapat berbagai jajanan tradisional yang dapat dibeli dengan menggunakan sampah daur ulang sebagai pembayaran, sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Baca Juga: Buhung Labbua di Bontotiro Bulukumba: Mata air abadi dari tongkat Dato ri Tiro
Nama Tandabaca dipilih dengan alasan pribadi yang merujuk pada makna tanda baca sebagai penanda untuk berhenti sejenak saat membaca. Tempat ini bukan hanya menjadi ruang hentian dalam membaca, tetapi juga menjadi pengingat agar hidup tidak menjadi rakus.
Tandabaca juga memiliki makna universal dalam bahasa Indonesia, di mana tidak ada padanan kata yang tepat untuk menggambarkan henti membaca atau menulis.
Akses menuju Tandabaca sangat mudah dijangkau meskipun berada di atas bukit. Pengunjung dapat mengikuti papan penunjuk bertuliskan "Tandabaca" yang terletak di pinggir jalan. Dari tempat parkir, pengunjung hanya perlu berjalan menyusuri jalan setapak yang mengarah ke atas bukit untuk mencapai lokasi Tandabaca.
Pengembangan Tandabaca juga memiliki tujuan untuk memberikan tempat dan ruang edukasi bagi anak-anak sekolah dan masyarakat setempat.
Baca Juga: Memburu Matahari dan direngkuh tangan alam di Bulupadido Bulukumba