Buhung Labbua di Bontotiro Bulukumba: Mata air abadi dari tongkat Dato ri Tiro

- 5 Mei 2023, 15:59 WIB
Buhung Labbua atau Permandian Hila Hila di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, Sulsel.
Buhung Labbua atau Permandian Hila Hila di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, Sulsel. /Darma

Dato ri Tiro bersama dua orang kawannya yaitu Dato Patimang atau Khatib Sulaeman dan Dato ri Bandang atau Abdul Makmur.

Dato Patimang menyiarkan agama Islam di kerajaan Luwu dan Dato ri Bandang menyiarkan agama Islam di Kerajaan Gowa dan Tallo. Sedangkan Dato Tiro menyiarkan agama Islam di daerah Bulukumba dan sekitarnya.

Nama Dato ri Tiro kini diabadikan  di Masjid Islamic Center Dato Tiro di Kabupaten Bulukumba.

Baca Juga: Menelusuri sejarah awal masuknya Islam ke Bulukumba, ketika tasawuf bertemu mistisisme

Dato ri Tiro membangun Masjid Nurul Hilal di Bontotiro pada tahun 1605 Masehi.

 

Sebuah sumur panjang m engelilingi masjid dengan panjang sekitar 100 meter.

Suatu hari Dato ri Tiro ingin melaksanakan shalat namun tidak menemukan air suci untuk berwudhu.

Baca Juga: Masuknya Islam di Sinjai, menyibak peran penting Dato ri Tiro

Seketika Dato ri Tiro menancapkan tongkatnya ke tanah yang kemudian membentuk garis sehingga keluarlah mata air dari dalam tanah. Air menyembur dengan sangat deras hingga membentuk sungai yang kemudian dikenal saat ini dengan Buhung Labbua yang berarti 'sumur panjang'.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x