Senandung Kopi Kahayya dari wisata pegunungan Bulukumba

- 10 Oktober 2022, 19:46 WIB
Kahayya dilihat dari angkasa
Kahayya dilihat dari angkasa //jadesta.kemenparekraf.go.id

WartaBulukumba - Menemui Kahayya adalah serupa menemui 'seserpih surga yang terlupakan' yang diletakkan Sang Maha Pencipta di sebuah lereng pegunungan di Kabupaten Bulukumba.

Desa Kahayya adalah sebuah desa sejuk yang terletak di lereng Gunung Bawakaraeng yang mengitari Sulawesi Selatan.

Bulukumba beruntung memilikinya. Ada tiga dusun yang ramah di sana yakni Dusun Kahayya, Dusun Gamaccayya, dan Dusun Tabbuakkang.

Baca Juga: Nikmatnya aroma dan cita rasa kopi dari Kahayya, wisata gunung di Bulukumba

Pintu masuk Gunung Bawakaraeng adalah Dusun Tabbuakkang jika memilih jalur pendakian melalui Kabupaten Bulukumba, jazirah paling selatan di ujung Sulawesi Selatan.

Selalu banyak cerita-cerita menyenangkan yang dibawa orang-orang yang pernah menemuinya. Yang paling sering dikisahkan dari sana biasanya ada tiga perihal. Yakni dingin udaranya, cantik alamnya, dan nikmat kopinya.

 

Kopi Kahayya mulai dirindukan dan dicintai banyak penikmat kopi dari berbagai penjuru sejak lima tahun belakangan.

Baca Juga: 11 destinasi wisata terpopuler dan keren di Bulukumba: Kahayya hingga Liangnga

Meneguk kopi yang berasal dari Kahayya maka yang selintas terasa di lidah adalah rasa rempah.

Aromanya tajam dan bisa menimbulkan ekstase tersendiri bagi indera penciuman. Kopi di Kahayya memang ditanam di tengah-tengah perkebunan warga yang menanam cengkeh, merica, dan berbagai rempah lainnya. 

Kondisi ini yang kemudian membuat kopi dari Kahayya memiliki rasa rempah yang khas. 

Baca Juga: Ketika Sandiaga Uno mereguk Bulukumba melalui Kopi Kahayya, Tanjung Bira, dan Pinisi

Bahkan lidah kita bisa mencecap rasa yang sedikit pedas saat meneguknya. Sensasi rasa dan aroma inilah yang kemudian menjadikan banyak penikmat kopi selalu merindukan Kopi Kahayya.

Penduduk setempat menyadari desa mereka menyimpan potensi besar itu. Sejak tiga tahun ini bertumbuhanlah kelompok-kelompok tani di Desa Kahayya. Saat ini terdapat empat kelompok tani yang membudidayakan, mengolah, dan memproduksi Kopi Kahayya.

Dari empat kelompok tani itu sedikitnya lahir tujuh brand Kopi Kahayya.

Baca Juga: Tanggapi channel-channel YouTube anak muda Bulukumba dengan konten wisata, Daud Kahal: Kami akan akomodir

Mereka lalu menjalani kisah-kisah beraroma kopi. Selain kopi, tembakau Kahayya pun kini juga mulai banyak dilirik.

Senandung Kopi Kahayya (SKK) adalah salah cara mempromosikan potensi Kahayya.

Melalui kegiatan SKK ini, kata salah seorang penggagas SKK, Lukman yang juga pengurus Serikat Pemuda Kahayya (SPK), bersama rekan-rekannya dan mitra menggelar pertunjukan seni, pameran produk lokal, lomba fotografi, lomba roasting kopi dan sejumlah kegiatan lainnya selama tiga hari, yakni 7 - 9 Oktober 2022.

Baca Juga: Selain wisata pantai, Bulukumba Sulsel pun menggeliat dari wisata gunung

Dikutip dari Antaranews pada Senin, 10 Oktober 2022, SKK yang kini sudah tahun kelima diawali oleh program nasional "Indonesia Move on Project" yang masuk ke Kahayya dengan mengajak para pemuda dan tokoh-tokoh masyarakat Kahayya membentuk SKK pada 2015.

Khusus lomba roasting kopi pada SKK kelima melibatkan 11 warga Kahayya berkompetisi dan untuk lomba barista sebanyak 60 orang dari berbagai daerah di Sulsel.

Desa Kahayya yang sudah identik dengan kopi dan pemandangannya yang indah, kini mulai dikenal oleh pengunjung Nusantara, bahkan mancanegara.

Baca Juga: Bukan cuma wisata pantai di Tanjung Bira, Bulukumba Sulsel juga punya wisata gunung yang memukau

Produksi kopi Kahayya sendiri sudah dinikmati oleh pecinta kopi di Dubai dan Rusia. Kopi Kahayya, baik jenis Robusta dan Arabica ini, diekspor per bulan melalui perantara lembaga.

Sedikitnya sekali pengiriman ke luar negeri dalam bentuk kemasan 100 kilogram hingga 200 kilogram.

Hal itu dibenarkan salah seorang peserta lomba, Daya yang juga merupakan ibu rumah tangga, sekaligus sebagai petani. Ekspor kopi dengan pasar yang jelas, membuat petani setempat bersemangat untuk berproduksi dan menjaga kualitas produksinya.

Tanaman kopi milik keluarganya sekitar 200 pohon yang tersebar di perbukitan Kahayya yang juga adalah kaki Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompo Battang, rata-rata mampu menghasilkan dua ton kopi saat panen di musim kemarau.

Namun saat musim hujan, produksi yang diperoleh hanya setengah dari kondisi saat kemarau. Jenis kopi Robusta yang dikembangkan di Kahayya ini sebenarnya sudah ada sejak zaman Kolonial Belanda sekitar 1930 M, sedangkan jenis kopi Arabica pertama kali dikembangkan di Kahayya pada 1980 M.

Karena keandalan kopi di desa ini, maka berdasarkan sejarahnya, penamaan Desa Kahayya berasal dari kata "Kaha" yang berarti kopi, sedangkan tambahan "ya" sebagai kepunyaan kita.

Dengan demikian, kampung atau desa Kahayya artinya "kampung kopi milik kita". Karena itu tidak mengherankan jika Desa Kahayya menjadi desa wisata kopi. Hal ini juga yang membuat salah seorang tim penilai roasting kopi pada SKK 2022, H Nasrum tertarik untuk datang ke Kahayya.

Kopi yang dikembangkan di Desa Kahayya setidaknya dapat memenuhi empat sisi kriteria, penampakan biji, aroma, karakter dan cita rasanya, bahkan penyajiannya.

Dari peserta lomba roasting kopi yang semuanya adalah warga Kahayya, dapat disimpulkan kualitas produksi kopinya sudah di atas rata-rata.

Artinya kopi yang dipetik rata-rata sudah sesuai umur petiknya, menjemur dan menyangrai biji kopinya juga sesuai standar, sehingga kualitas kopinya menjadi perhitungan pangsa pasar dalam dan luar negeri. ***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x