Direktur Jenderal ESDM beberkan Amazon akan bangun pusat data di Indonesia

- 4 Maret 2021, 22:12 WIB
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa (kiri) saat memaparkan potensi energi baru dan terbarukan Indonesia dalam diskusi webminar bertajuk Sustainability in The Digital Age yang dipantau di Jakarta, Kamis (4/3/2021)*
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa (kiri) saat memaparkan potensi energi baru dan terbarukan Indonesia dalam diskusi webminar bertajuk Sustainability in The Digital Age yang dipantau di Jakarta, Kamis (4/3/2021)* /Sugiharto purnama/ANTARA

"Konsumsi energi (pusat data) relatif stagnan sejak 2015 sampai sekarang meski trafic internet naik dua kali lipat dan load data center naik dua kali lipat. Pusat data sangat didorong untuk bisa melakukan esiensi energi," kata Fabby Tumiwa.

Bisnis pusat data mengedepankan dua aspek, yaitu efisiensi energi dan pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan. Kedua hal ini berkaitan erat dengan transisi energi fosil ke energi hijau yang gencar dilakukan oleh Indonesia.

Dadan Kusdiana menegaskan pemerintah akan mendorong peningkatan kapastitas energi baru dan terbarukan sebesar lima persen pada tahun ini, atau setara 978 MegaWatt (MW).

Baca Juga: Pemda digenjot membuka keran-keran aduan

Merujuk laporan Kementerian ESDM, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia pada tahun 2020 tercatat berjumlah 10.467 MW yang terdiri atas 3,6 MW tenaga hybrid, 154,3 MW tenaga angin, 153,8 MW tenaga surya, 1.903,5 MW tenaga bio, 2.130,7 MW tenaga panas bumi, dan 6.121 MW tenaga air.

Seperti diketahui, Indonesia telah memiliki dua target besar, yaitu target bauran energi hijau sebesar 23 persen di tahun 2025 melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dan target penurunan emisi sebesar 29 persen dari baseline di tahun 2030 sesuai target Paris Agreement.

Pengembangan potensi energi hijau saat ini didasarkan kepada target-target tersebut, tidak hanya berdasarkan total potensi yang ada.

Baca Juga: Rakyat Malaysia daftar vaksinasi melalui aplikasi MySejahtera

Tujuannya untuk selaraskan aspek-aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial dalam pembangunan, sehingga tidak ada trade off terhadap satu aspek tertentu yang justru kontraproduktif terhadap tujuan pembangunan.***

Halaman:

Editor: Nurfathana S

Sumber: AntaraNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah