Website Tular Nalar membantu masyarakat berpikir kritis dan meningkatkan literasi

- 4 Maret 2021, 16:09 WIB
Ilustrasi laman website.
Ilustrasi laman website. /pixabay.com/ ptra

Sembari mengakses laman, para pengguna laman juga bisa berinteraksi dengan kolega dan memberikan ide-ide masing-masing dalam mencermati media sosial yang belakangan dibanjiri informasi salah, berita bohong dan sebagainya.

Direktur Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan menitip harap, hadirnya platform baru pembelajaran ini dapat menciptakan masyarakat yang tahu dan tanggap terhadap hoaks.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB masih mempertimbangkan sanksi untuk Militer Myanmar

Hal senada diungkapkan Abdul Rohim Ghazali dari Maarif Institute.

Dia mengatakan, pada akhirnya hoaks dan informasi salah yang destruksif bagi hidup orang-orang bisa semakin terpinggirkan dengan semakin kritisnya pemikiran masyarakat.

Santi Indra Astuti dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) berpendapat, menyelesaikan masalah-masalah terkait informasi salah termasuk hoaks, ujaran kebencian dan sebagainya membutuhkan pendekatan menyeluruh.

Baca Juga: Ada 'Jaksa Menyapa' oleh Kejari Bantaeng di Radio SPL FM Bulukumba

Edukasi yang diberikan pun tak bisa setengah-setengah dan atas alasan inilah Tular Nalar hadir untuk memberikan berbagai program hingga edukasi.

"Kita prihatin di samping kualitas informasi yang baik, kita juga berhadapan dengan informasi beracun seperti hoaks, ujaran kebencian. Kalau menyelesaikan masalah ini perlu pendekatan menyeluruh dan tidak bisa edukasi setengah-setengah. Hadirlah Tular Nawar menawarkan program sampai edukasi," tutur Santi.***

 

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x