Website Tular Nalar membantu masyarakat berpikir kritis dan meningkatkan literasi

- 4 Maret 2021, 16:09 WIB
Ilustrasi laman website.
Ilustrasi laman website. /pixabay.com/ ptra

WartaBulukumba - Sebuah platform baru di jagat maya telah lahir untuk menyodorkan dan menyajikan alternatif buat masyarakat pengguna internet.

Platform berwujud situs website ini bisa membantu meningkatkan literasi sembari menghadirkan konten positif. Anak-anak di bangku sekolah dan para tenaga pengajar atau pendidik di Indonesia akan menemukan sebuah ruang yang tepat agar bisa mengasah kemampuan berpikir kritis.

Pengguna juga bisa mengakses berbagai video pembelajaran, artikel dan kuis-kuis tentang internet, kesehatan masyarakat termasuk rencana pembelajaran yang bisa didapatkan dari laman itu.

Baca Juga: Tak mau patuhi instruksi militer tiga polisi Myanmar melarikan diri

Beberapa lembaga berkolaborasi yakni Maarif Institute, MAFINDO, dan LoveFrankie & Google.or hadir untuk menangkal hoaks sekaligus menavigasi tantangan di lingkungan pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 ini.

Yulita Priyoningsih dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud memberikan respon positif atas peluncuran laman yang menyasar anak-anak muda melalui pembelajaran daring ini.

"Untuk ke depan kami berencana menindaklanjuti kerja sama dengan modul-modul yang sudah disiapkan teman-teman di Tular Nalar, mencoba market yang lebih luas termasuk kalangan akademisi. Memasukkan modul Tular Nalar menjadi materi terbuka di SPADA Indonesia (Sistem Pembelajaran Daring)," ujar dia dalam peluncuran website Tular Nalar secara virtual, Kamis 4 Maret 2021.

Baca Juga: Depresi akibat identitas seksual, prajurit transgender pertama Korea Selatan bunuh diri

Pengelolaan media sosial yang tepat juga menjadi bagian dari laman ini. 

Sembari mengakses laman, para pengguna laman juga bisa berinteraksi dengan kolega dan memberikan ide-ide masing-masing dalam mencermati media sosial yang belakangan dibanjiri informasi salah, berita bohong dan sebagainya.

Direktur Aptika Kemkominfo, Semuel A. Pangerapan menitip harap, hadirnya platform baru pembelajaran ini dapat menciptakan masyarakat yang tahu dan tanggap terhadap hoaks.

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB masih mempertimbangkan sanksi untuk Militer Myanmar

Hal senada diungkapkan Abdul Rohim Ghazali dari Maarif Institute.

Dia mengatakan, pada akhirnya hoaks dan informasi salah yang destruksif bagi hidup orang-orang bisa semakin terpinggirkan dengan semakin kritisnya pemikiran masyarakat.

Santi Indra Astuti dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) berpendapat, menyelesaikan masalah-masalah terkait informasi salah termasuk hoaks, ujaran kebencian dan sebagainya membutuhkan pendekatan menyeluruh.

Baca Juga: Ada 'Jaksa Menyapa' oleh Kejari Bantaeng di Radio SPL FM Bulukumba

Edukasi yang diberikan pun tak bisa setengah-setengah dan atas alasan inilah Tular Nalar hadir untuk memberikan berbagai program hingga edukasi.

"Kita prihatin di samping kualitas informasi yang baik, kita juga berhadapan dengan informasi beracun seperti hoaks, ujaran kebencian. Kalau menyelesaikan masalah ini perlu pendekatan menyeluruh dan tidak bisa edukasi setengah-setengah. Hadirlah Tular Nawar menawarkan program sampai edukasi," tutur Santi.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x