Pertama kali terlihat di atas Bumi sebuah 'badai antariksa'

10 Maret 2021, 06:30 WIB
Badai antariksa di atas Planet Bumi. /Pixnio

WartaBulukumba - Umat manusai selalu menatap bintang-bintang jauh di langit sana dan selalu berhadapan dengan berbagai misteri besar yang tak pernah terpecahkan.

Semakin jauh teknologi manusia menjelajahi angksa luar, semakin jauh pula rasa penasaran umat manusia. Para ilmuwan astronomi di Bumi pun selalu punya PR yang luar biasa. Kebanyakan dimulai dari hanya sekadar hipotesa.

Bukan hanya para astronom yang tahu bahwa lebih dari 4.400 exoplanet yang mengorbit bintang selain Matahari. Banyak di antaranya, mirip planet di tata surya kita. Pertanyaannya, apakah mereka memiliki medan magnet dan plasma di atmosfernya.

Baca Juga: Tersibak satu fakta baru tentang Samuel Paty, ini pengakuan muridnya

Dilansir WartaBulukumba dari The Next Web, Rabu 10 Maret 2021, baru-baru ini sebuah hasil pengamatan menunjukkan bahwa badai antariksa bisa terjadi di sekitar Kosmos.

Badai sudah tidak asing lagi bagi penduduk Bumi, terutama di daerah yang rawan berangin kencang. Tapi, badai terestrial ini bukan satu-satunya bentuk badai yang bisa terjadi.

Sekarang, pengamatan baru menunjukkan badai antariksa untuk pertama kalinya di ionosfer, berada di wilayah atas atmosfer Bumi di mana gas terionisasi oleh radiasi dari Matahari.

Baca Juga: Menparekraf Sandiaga dorong 244 desa wisata jadi unicorn Indonesia

Pengamatan satelit yang diambil oleh empat satelit pada Agustus 2014 menunjukkan badai antariksa yang berlangsung lama di atas Kutub Utara Bumi. Badai ini terbentuk pada saat medan magnet planet kita relatif tenang.

Peta 3D dari badai antariksa, berdiameter 1.000 kilometer (625 mil), menunjukkan badai membuang elektron dalam jumlah besar ke arah Bumi. Badai, yang berputar berlawanan arah jarum jam dan memiliki beberapa lengan spiral, berlangsung sekitar delapan jam sebelum menghilang.

“Hingga saat ini, tidak pasti bahwa badai plasma luar angkasa bahkan ada, jadi membuktikan ini dengan pengamatan yang mengejutkan sungguh luar biasa. Badai tropis dikaitkan dengan energi dalam jumlah besar, dan badai antariksa ini harus dibuat dengan perpindahan energi yang luar biasa besar dan cepat. energi angin matahari dan partikel bermuatan ke atmosfer atas bumi,  ” jelas Mike Lockwood, ilmuwan luar angkasa di University of Reading.

Baca Juga: Inovasi dan teknologi mampu lahirkan teknopreneur

Badai terbentuk saat udara hangat dan basah di atas lautan naik, menciptakan sistem bertekanan rendah di atas air. Udara mengalir deras untuk mengisi wilayah bertekanan rendah, mengakibatkan angin kencang dan awan, yang sering kali mengakibatkan hujan lebat.

"Badai jelas terkait dengan energi yang kuat dan transportasi massal, jadi badai di atmosfer bagian atas Bumi pasti hebat dan secara efisien mentransfer energi dan momentum angin / magnetosfer matahari ke ionosfer Bumi," jelas para peneliti dalam artikel yang diterbitkan di Nature Communications.

“Para astronom telah melihat badai di Mars, dan Saturnus, dan Jupiter, yang mirip dengan badai terestrial di atmosfer rendah. Ada juga gas matahari yang berputar-putar dalam formasi mengerikan jauh di dalam atmosfer matahari, yang disebut tornado matahari dengan lebar beberapa jari-jari Bumi,” demikian lapor Universitas Shandong.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: The Next Web

Tags

Terkini

Terpopuler