Hipotermia dan diserang badai di Gunung Bawakaraeng, tiga pendaki tewas

19 Agustus 2021, 17:17 WIB
Evakuasi korban di Gunung Bawakareng oleh Basarnas Sulsel. /Tangkapan layar Instagram.com/@basarnas_sulsel

WartaBulukumba - Delapan pendaki muda itu bergerak naik ke Gunung Bawakaraeng pada pengujung pekan, Sabtu, 14 Agustus 2021.

Anak-anak muda itu dengan penuh semangat berangkat menuju puncak Gunung Bawakaraeng. Sayangnya mereka tak mengantisipasi kemungkinan badai menyergap di puncak.

Mereka berencana mengikuti persiapan upacara pengibaran bendera merah putih di hari ulang tahun kemerdekaan di puncak Gunung Bawakaraeng pada Selasa, 17 Agustus 2021.

Baca Juga: Tomy Satria Yulianto bersama Relawan Sosial Mandiri ajak sedekah handphone berbasis android

Ketika tiba di Pos Bulubalea di malam hari, mereka sempat dihadang petugas.

Apa daya, jumlah pengunjung 400-an orang itu tidak sebanding dengan jumlah petugas pengamanan.

Penjagaan pos pun berhasil dibobol pengunjung yang akan naik menuju puncak dari jalur tersebut.

Baca Juga: Jejak perjalanan Park Shin-hye merambah jagat hiburan Korea Selatan

Kabar tragis itu lalu menyeruak. Tiga pendaki tewas. Dugaan sementara akibat mengalami hipotermia setelah disergap badai di atas gunung.

Polres Gowa, Sulsel dalam keterangan resminya membenarkan jumlah pendaki yang tewas di Gunung Bawakaraeng sebanyak tiga orang.

"Iya, ada tiga orang yang meninggal dunia. Satu korban atas nama Rian masih dicari tim penyelamat," jelas Kapolsek Tinggimoncong Gowa Iptu Hasan kepada awak media, Rabu 18 Agustus 2021.

Baca Juga: Sandiaga Uno membeli lukisan karya Iwan Fals untuk membantu pelaku seni

Para pendaki yang tewas tersebut terdiri dari Steven (21) mahasiwa PNUP, Zainal Abidin (21) mahasiswa UIN Alauddin, dan Rian (20).

Jasad ketiganya sementara sedang dalam proses evakuasi tim SAR gabungan. 

Hasan menguraikan kronologi peristiwa. Pada awalnya rombongan berjumlah delapan orang itu berangkat dari Sungguminasa, Gowa menuju Gunung Bawakaraeng.

Baca Juga: Jejak Ryan Jombang, pembunuh berantai yang berselisih dengan Habib Bahar bin Smith

Para pendaki itu disebutkan  smpat menginap di Pos 8 lantaran diserang badai.

Pada keesokan harinya, 16 Agustus, barulah mereka melanjutkan perjalanan ke puncak.

Di puncak pun kembali terjadi sergapan badai. Anak-anak muda itu pun kembali turun.

Iptu Hasan menjelaskan bahwa antara Pos 8 dan 7 para pendaki mulai terpisah-pisah.

Baca Juga: Cara mudah mengganti background di Google Meet

"Korban Steven ditemukan oleh pendaki lain di Pos 7 dan menginformasikan ke Basarnas ada jasad tergeletak di jalur, kemudian dievakuasi di Pos 7," jelasnya, dikutip dari Antara.

Selanjutnya, di pos antara 5 dan 6, korban lain atas nama Rian diperkirakan meninggal pada pukul 6.00 WITA.

Sementara itu rekan Rian, byakni Wahyudi dan Suardi masih sempat bertahan di lokasi itu saat subuh hari.

Baca Juga: Film Selesai, antara perselingkuhan dan sarkasme

Rian diperkirakan sudah meninggal, sehingga rekannya memutuskan meninggalkan korban untuk mencari bantuan. Jasad Rian diletakkan di bebatuan dan pohon sambil ditutup jaket warna hitam agar mudah ditandai.

Sesaat setelah menerima laporan, tim SAR segera menyisir lokasi kejadian untuk menjemput jenazah Rian.

Namun bukan Rian yang ditemukan, melainkan rekannya, korban lain bernama Zainal Abidin. Tubuhnya tergeletak di pinggir jalan sekitar Pos 6 sebelum Pos 5.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler