WartaBulukumba - Langit Bulukumba di ujung pekan mengirim rintik hujan namun bulir-bulir air itu adalah juga bagian dari sebuah pertunjukan seni eksperimental di 'Kebun Bersama'.
Segerombolan seniman Bulukumba mengalir ke dalam gerak dan bunyi yang menyetubuhi alam.
Di bawah pohon bambu, dalam balutan baju hitam-hitam, lengkap dengan destar warna merah melilit kepala, sekelompok pemusik memainkan ganrang, sejenis alat musik pukul, ditingkahi harmonisasi alat musik tiup yang terbuat dari kerang.
Tak jauh dari sana, seorang lelaki menjentikkan jari jemarinya pada gitar akustik. Mereka dilarutkan musik etnis yang sekilas terdengar mengalirkan nuansa magis.
Baca Juga: Para seniman tari dan musik Bulukumba berkumpul di 'Swara Kebun'
Menjauh dari hingar bingar kota, menukik ke sunyi sebagai bagian proses menemukan kesejatian sebagai manusia di tengah alam, diwakili tarian seorang penari perempuan yang gemulai bergerak di sekitar 'tungku' yang terbuat dari bambu. Sebuah periuk tanah liat terlihat sedang menggantung dan seolah dimasak di sana.