Baju Bodo Bugis Makassar adalah busana adat tertua di dunia? Bulukumba melengkapinya hijab dua dekade lalu

- 17 Februari 2023, 22:12 WIB
Ilustrasi Baju Bodo di Bulukumba -  Baju Bodo Bugis Makassar adalah busana adat tertua di dunia? Bulukumba melengkapinya hijab sejak dua dekade
Ilustrasi Baju Bodo di Bulukumba - Baju Bodo Bugis Makassar adalah busana adat tertua di dunia? Bulukumba melengkapinya hijab sejak dua dekade /Instagram.com/@bajubodo.bulukumba

WartaBulukumba - Ruang-ruang budaya manusia Bugis Makassar akan selalu mengenakan Baju Bodo dengan elastisitas kultur. Salah satunya di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang sejak dua dekade lalu mempelopori penggunaan Baju Bodo dengan hijab.

Lambat laun, dari sisi fashionable, Baju Bodo dengan hijab tak ada masalah. Kabupaten Bulukumba mengenal Peraturan Daerah (Perda) Syariat Islam yang salah satunya mengatur penerapan hijab bagi perempuan.

Penggunaan hijab yang melengkapi Baju Bodo sejak lebih dari dua dekade lalu di Kabupaten Bulukumba rupanya juga kemudian diikuti oleh daerah-daerah lainnya di Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Melihat Bulukumba masa silam dari prosa puitis Mahrus Andis: 'Sungai Kecil di Depan Rumahku'

Perda itu secara tidak langsung juga merengkuh cara dan gaya pemakaian busana adat Baju Bodo di kabupaten yang berjuluk Bumi Panritalopi ini.

Dalam telusur sejarah, penerapan Perda Syariat Islam di Bulukumba dipelopori oleh pemerintahan Andi Patabai Pabokori, Bupati Bulukumba tahun 1995-2005 serta keinginan dari sebagian besar masyarakat Bulukumba sendiri.

Perda Syariat Islam di Bulukumba menerapkan empat peraturan daerah yakni: Perda Nomor 03 Tahun 2002, tentang Larangan, Pengawasan, Penertiban dan Penjualan Minuman Beralkohol, Perda Nomor 02 Tahun 2003 tentang pengelolaan zakat Profesi, Infaq, dan Shadaqah, Perda Nomor 05 Tahun 2003 tentang Berpakaian Muslim dan Muslimah dan Perda Nomor 06 Tahun 2003 tentang Pandai Baca Al-Qur’an Bagi Siswa dan Calon Pengantin.

Baca Juga: Lukisan pirografi yang keren buat Gubernur Sulsel karya 'pelukis api' dari Bulukumba

Baju Bodo di ruang antarkultur kerap mempertemukan budaya Bugis Makassar dengan budaya dari belahan dunia lainnya.

Anak-anak gadis dan perempuan dewasa di Sulawesi Selatan terbiasa memakainya. Meskipun dalam dimensi kekinian hanya melekat pada seremoni. 

Jenis pakaian tradisional yang membumi itu sempat diulas oleh seorang penjelajah dari Eropa, Marco Polo.

Baca Juga: Menjelajahi karya dan warisan pemikiran intelektual dan sastrawan Bulukumba, Prof Andi Rasdiyanah Amir

Buku 'The Travels of Marcopolo'
Buku 'The Travels of Marcopolo' AbeBooks

Pada tahun 1298 Masehi, dalam bukunya The Travel of Marco Polo, ia mendeskripsikan bahwa kain Muslin itu dibuat di Mosul (Irak) dan dijual oleh pedagang yang disebut “Musolini”.

Catatan itu menguatkan dugaan bahwa Baju Bodo adalah salah satu busana tertua di dunia. Klaim ini didukung oleh sejarah kain Muslin yang menjadi bahan dasar Baju Bodo. 

Kata “bodo” berarti pendek. Ya, kita bisa melihat lengan baju ini pendek. Dahulu, kaum perempuan memakai Baju Bodo tanpa baju dalaman sehingga lekuk-lekuk dada pemakainya akan terlihat. Pada bagian pinggang ke bawah, dipakailah sarung.

Baca Juga: Filosofi dan ritual di balik kelahiran setiap kapal Pinisi di Bulukumba

Seiring masuknya pengaruh Islam, Baju Bodo juga mengalami penyesuaian. Meski masih transparan, masyarakat mulai memakai dalaman dengan warna senada yang lebih terang. Bagian bawahnya mengenakan sarung sutra dengan warna senada atasan.

Sarung ini terbuat dari benang biasa atau sutera asli yang berasal dari berbagai serat seperti serat alam, serat pisang hutan, dan serat akar anggrek liar.

Dasar warna sarung ini biasanya hitam, cokelat tua, atau biru tua. Sarung yang dibuat dengan warna kemilau disebut Lipa Sabbe.

Baca Juga: Asal muasal Pinisi Bulukumba dalam cerita rakyat 'Sawerigading'

Kain Muslin adalah lembaran kain hasil tenunan dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun.

Memiliki rongga dan kerapatan benang yang renggang menjadikan kain Muslin sangat cocok untuk daerah tropis dan daerah beriklim kering.

Kain Muslin (Eropa) atau Maisolos (Yunani Kuno), Masalia (India Timur) dan Ruhm (Arab), tercatat pertama kali dibuat dan diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh, dengan merujuk pada catatan seorang pedagang Arab bernama Sulaiman pada abad IX.

Baca Juga: Inilah empat seniman dan budayawan Bulukumba yang pernah diganjar Celebes Award

Uniknya, masyarakat Sulawesi Selatan sudah lebih dulu mengenal dan mengenakan jenis kain ini dibanding masyarakat Eropa, yang baru mengenalnya pada abad XVII dan baru populer di Perancis pada abad XVIII.

Baju Bodo kini berkelindan melintasi zaman-zaman yang terus berubah. Baju Bodo begitu elastis menyikapi zaman. termasuk ketika menghadapi Perda Syariat Islam di Kabupaten Bulukumba.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x