Al Farabi dan Baznas Bulukumba menghelat Pentas Peduli 'Lentera Cinta untuk Palestina'

20 Mei 2021, 22:00 WIB
Poster Pentas Peduli 'Malam Donasi dan Doa Bersama -Lentera Cinta untuk Palestina. /WartaBulukumba.Com/Nurfathana S.

WartaBulukumba - Jika lentera adalah benar-benar sumber cahaya bertutup kaca maka ia memang dapat digunakan untuk sinyal, obor, atau bahkan hanya sekadar dekorasi.

Namun itu adalah wilayah fisika. Sedangkan "Lentera Cinta untuk Palestina" merupakan sebuah wilayah bagi gelembung-gelembung kesadaran dan empati.

Ia lahir sebagai sebuah perhelatan dalam bentuknya yang konvensional, yakni stage atau pentas. Dan di sana niscaya ada cahaya. Lantaran ada doa bersama.

Baca Juga: Disertasi 500 halaman terkait sampah di Makassar, Azri Rasul raih gelar Doktor Administrasi Publik Unhas

Dalam lembar skedul tertera nama Ketua Baznas Bulukumba, Muhammad Yusuf Shandy yang akan memimpin doa.

Sederet nama lainnya akan tampil dalam ragam seni pertunjukan. Mulai musik, art performing, sastra, dan lainnya.

Nama Ichdar YN terselip di sana, dan Bulukumba tentu saja mengenalinya sebagai dedengkot sanggar seni budaya Al Farabi, komunitas terpenting yang berada di balik pentas ini.

Baca Juga: Tak ada gempa tapi gedung pencakar langit China bergoyang-goyang

Datanglah ke Jalan Anggrek kota Bulukumba pada hari Senin 24 Mei 2021 dan bertangkupan dengan atmosfer pentas ini di GOR Matajang, tepat berhadapan dengan Rumah Jabatan Bupati Bulukumba.

Maka malam dan nurani akan mengetuk, titik jam pada pukul 20.00 WITA adalah pertanda sebuah untaian prolog hingga epilog mulai ditetaskan para pekerja seni dan sosial Kabupaten Bulukumba dalam Pentas Peduli "Lentera Cinta untuk Palestina".

"Bismillah. Kami tidak peduli dengan intrik politik yang terjadi di sana, yang kami peduli hanya sisi kemanusiaannya, di mana saudara kami dibombardir di rumah Tuhan," kata Ichdar YN dalam unggahannya, dikutip WartaBulukumba dari akun Facebook-nya, Kamis 20 Mei 2021.
 
Baca Juga: Rakyat Indonesia mendukung Palestina, justru Pemerintah RI impor senjata dari negara Zionis

Palestina memang tak ada habisnya. Sebagaimana batu-batu ketapel perlawanan Intifada di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina menyintas berbagai obyek sekaligus subyek dan predikat dalam ruang kemanusiaan, seni, amal sosial, sejarah, antarmanusia, dan antarbangsa.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler