Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan konsep time travel dalam perspektif sains

- 6 Februari 2024, 17:39 WIB
Ilustrasi time travel.
Ilustrasi time travel. /Pexels/ Ylanite Koppens

WartaBulukumba.Com - Isra Mi'raj, peristiwa penting dalam sejarah Islam, telah lama memikat banyak orang, baik dari kalangan beriman maupun ilmuwan. Di tengah belantara malam yang bisu, Nabi Muhammad SAW melangkah ke dalam mimpi nyata, lebih nyata dari nyanyian fajar.

Isra Mi'raj, layaknya layar kosmos yang terbuka, menunjukkan jalur bintang menuju langit. Ia, bagaikan kapal layar antardimensi, melintasi samudra waktu dan ruang, di mana setiap detak jam berhenti untuk memberi hormat.

Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, lalu melampaui tujuh langit, perjalanannya mengungkap rajutan takdir yang tersembunyi di balik tabir semesta. Malaikat-malaikat bersaksi, menari dalam harmoni cahaya, saat Nabi Muhammad SAW berdialog dengan Sang Maha Pencipta, Allah SWT menorehkan ajaran cinta abadi bagi umat manusia.

Isra Mi'raj, yang terjadi pada sekitar tahun 621 Masehi, adalah perjalanan ajaib Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Yerusalem, diikuti dengan perjalanan ke langit dan kembali ke Bumi. Peristiwa ini dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits, dengan detil yang melukiskan perjalanan yang luar biasa ini.

Baca Juga: Time traveler sangat mungkin, Profesor Ron Mollet membuat mesin waktu

Time Travel 

Konsep time travel, atau perjalanan waktu, meskipun sering dianggap fiksi, sebenarnya memiliki dasar dalam teori relativitas Albert Einstein. Menurut teori ini, waktu bisa "dilengkungkan" oleh gravitasi dan kecepatan, sehingga teoretis, perjalanan melintasi waktu bukanlah hal yang mustahil.

Dalam konteks time travel, perjalanan Isra Mi'raj bisa dilihat sebagai sebuah fenomena yang menantang pemahaman kita tentang ruang dan waktu. Jika kita menerapkan teori relativitas, konsep dilatasi waktu mungkin memberikan penjelasan.

Dilatasi waktu mengacu pada perbedaan waktu yang dialami oleh objek yang bergerak pada kecepatan tinggi dibandingkan dengan objek yang diam. Mungkin, secara teoritis, Nabi Muhammad SAW mengalami sebuah perjalanan yang, dalam pandangan sains modern, bisa diinterpretasikan sebagai pergerakan melintasi dimensi waktu dengan kecepatan yang melebihi batas normal.

Baca Juga: Alien pengendara UFO sesungguhnya adalah time traveler dari masa depan? Antropolog ini menjawab

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x