Antara metode hisab dan rukyatul hilal

- 21 April 2023, 01:09 WIB
Ilustrasi - Antara metode hisab dan rukyatul hilal
Ilustrasi - Antara metode hisab dan rukyatul hilal /Pixabay

Kriteria ini mensyaratkan tiga parameter, yaitu: (1) ijtimak sebelum gurub, (2) bulan terbenam (moonset) setelah matahari terbenam (sunset), (3) saat gurub hilal sudah wujud di atas ufuk. Argumen metode dan kriteria ini tertera secara lengkap dalam buku berjudul “Pedoman Hisab Muhammadiyah” yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Sementara itu Imkan Rukyat MABIMS adalah metode dan kriteria penetapan awal bulan hijriah yang digunakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dengan parameter ketinggian hilal minimal 3 derajat dan sudut elongasi minimal 6.4 derajat.

Kendati begitu, argumen metode dan kriteria ini tidak atau belum ditemukan secara tertulis dalam bentuk dokumen (buku) yang diterbitkan Kemenag.

Baca Juga: 20 ucapan Idul Fitri 2023 yang cocok diposting di akun media sosial

Menurut Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, secara metode, Wujudul Hilal dan Imkan Rukyat MABIMS 3-6.4 sama-sama berada dalam ranah hisab dan masing-masing memiliki argumen (dalil), dan saat yang sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Keduanya kerap dikritik dan bahkan adakalanya saling mengkritik, dan keduanya merupakan produk ijtihad dan kesepakatan penggunanya masing-masing.

Ciri utama dari Wujudul Hilal adalah wujud (eksistensi) hilal di atas ufuk berapapun dan bagaimanapun posisi dan ketinggiannya (asalkan positif di atas ufuk) yang sama sekali tidak mensyaratkan terlihat atau dilihat secara kasat mata.

Sementara ciri yang melekat pada Imkan Rukyat MABIMS 3-6.4 sebagaimana dipraktikkan selama ini adalah keterlihatan atau kemungkinan terlihat hilal di atas ufuk baik dengan kasat mata atau dengan menggunakan alat (teropong), plus ditetapkan saat sidang isbat oleh Kementerian Agama RI. Karena itu disini tampak perbedaan dan pertentangan dua metode/kriteria ini.

Baca Juga: Teknologi canggih 'Flying Wagon' di masa Nabi Sulaiman AS? Begini penjelasan pakar ufologi dari BETA UFO

Rukyatul Hilal

Sementara itu, rukyatul hilal adalah metode pengamatan langsung hilal, yaitu melihat langsung hilal pada malam pertama bulan Hijriyah baru setelah matahari terbenam. Metode ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW, yang memerintahkan umat Islam untuk melihat hilal pada malam pertama bulan Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.

Pengamatan hilal ini dilakukan oleh para ahli astronomi atau petugas observatorium yang dilakukan di berbagai tempat di seluruh dunia.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah