Apakah puisi, cerpen dan esai yang dihasilkan AI bebas plagiarisme? Ini jawaban ChatGPT

- 31 Maret 2023, 01:18 WIB
Ilustrasi AI - Apakah puisi, cerpen dan esai yang dihasilkan ChatGPT adalah orisinil dan bebas plagiarisme? Ini jawabannya
Ilustrasi AI - Apakah puisi, cerpen dan esai yang dihasilkan ChatGPT adalah orisinil dan bebas plagiarisme? Ini jawabannya /Mashable

WartaBulukumba - Apakah AI bisa menggantikan seorang penyair? ChatGPT menjawab dalam dua paragraf. Tahukah Anda? Di sana tersirat sebuah peringatan khusus buat manusia pengguna. Berikut ini jawaban ChatGPT saat 'ditanya' oleh WartaBulukumba.com, "Apakah AI bisa mengganti seorang penyair?"

 

ChatGPT menjawab: AI bisa membuat karya sastra, termasuk puisi, namun masih belum mampu menggantikan sepenuhnya seorang penyair. Meskipun kemampuan AI untuk memproses bahasa semakin baik, dan mesin pembelajaran dapat memungkinkan AI untuk membuat karya sastra yang sangat baik, tetapi AI tidak memiliki kemampuan untuk merasakan atau memahami emosi, pengalaman dan kehidupan seorang penyair seperti manusia.

Karya-karya sastra yang dihasilkan oleh AI cenderung terbatas pada mengikuti pola dan struktur bahasa yang sudah terprogram, tanpa memperhitungkan konteks emosional yang mendasarinya. Oleh karena itu, meskipun AI dapat membantu dalam membuat karya sastra, mereka tidak akan dapat sepenuhnya menggantikan penyair dan karya sastra yang dihasilkan masih lebih baik dikerjakan oleh manusia.

Baca Juga: Benarkah AI ancaman bagi banyak profesi? Copywriter asal Bulukumba ungkap pengalaman dibantu AI

Artificial Intelligence (AI) memang memiliki potensi untuk mengancam dalam beberapa hal. Salah satunya adalah penggantian manusia dalam pekerjaan yang memerlukan tugas berulang dan terstruktur secara rutin.

Kemajuan AI juga memungkinkan terciptanya senjata otonom yang dapat memicu bahaya jika jatuh ke tangan yang salah. Namun demikian, peran manusia dalam mengembangkan dan mengawasi penggunaan AI sangat penting untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara etis dan aman bagi semua pihak. 

Lantas, bagaimana orisinalitas sebuah hasil teks yang diproduksi ChatGPT berdasarkan perintah?

Baca Juga: Ngeri! Bard Google punya sederet keunggulan ini dibanding ChatGPT? Bisa menulis puisi dan dongeng lebih bagus

Berikut WartaBulukumba.com menulis pertanyaan, "Apakah puisi, cerpen dan esai yang dihasilkan ChatGPT adalah orisinil dan bebas plagiarisme?"

Inilah jawaban yang diberikan ChatGPT:

"Sebagai sebuah AI, saya hanya menghasilkan teks berdasarkan data yang telah diinputkan ke dalam sistem. Oleh karena itu, jika teks yang diinputkan ke dalam sistem mengandung plagiarisme, kemungkinan ada kemungkinan hasil output yang dihasilkan oleh sistem saya juga mengandung plagiarisme.

 

Baca Juga: GPT-4 inkarnasi terbaru ChatGPT semakin pintar! Ancaman AI kian nyata terhadap banyak profesi?

Namun, untuk meminimalkan risiko plagiarisme, saya dirancang untuk menghasilkan teks dengan mempelajari pola dan kaidah dari contoh-contoh teks yang ada di internet. Sistem saya juga dilengkapi dengan filter plagiarisme dan melakukan pengujian pada hasil output saya sebelum mengeluarkan jawaban.

Namun, saya tidak dapat menjamin bahwa semua teks yang dihasilkan oleh sistem saya 100% orisinil dan bebas dari plagiarisme. Oleh karena itu, sebagai pengguna, Anda disarankan untuk melakukan pengecekan sendiri terhadap hasil output yang diberikan oleh sistem saya dan menggunakan informasi tersebut dengan bijak."

Kemudian WartaBulukumba.com mengajukan sebuah pertanyaan tentang kemampuan ChatGPT melakukan parafrase dan meringkas sebuah artikel, "Apakah anda bisa meringkas dan melakukan parafrase terhadap sebuah artikel?"

 

Baca Juga: Tutorial cara mengakses ChatGPT, bisa menjadi teman ngobrol yang humoris!

Begini jawaban ChatGPT:

Ya, sebagai model bahasa yang dilatih dengan berbagai jenis teks, saya bisa meringkas dan melakukan parafrase pada artikel. Namun, kemampuan saya dalam meringkas dan melakukan parafrase tergantung pada tingkat kesulitan artikel dan kompleksitas bahasa yang digunakan dalam artikel tersebut. Semakin rumit bahasa yang digunakan dalam artikel, semakin sulit bagi saya untuk melakukan meringkas dan parafrase dengan benar. Namun, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan ringkasan yang akurat dan terjemahan yang tepat dari artikel yang diberikan.

ChatGPT bisa membantu memberikan ide!

Dapatkah ChatGPT membantu manusia dengan memberikan ide?

Pertanyaannya berbunyi: "Dapatkah Anda memberi saya sebuah ide? Cerpen tentang seorang perempuan yang patah hati." 

Lalu apa jawaban ChatGPT? Simak:

Tentu saja, saya dapat memberikan ide tentang cerpen yang Anda inginkan. Berikut adalah ide cerpen yang mungkin bisa Anda kembangkan:

Judul: "Luka Hati yang Tak Kunjung Sembuh"

Kisah dimulai dengan seorang perempuan bernama Maya, yang baru saja mengalami patah hati setelah putus dari pacarnya yang telah menjalin hubungan selama lima tahun. Maya sangat mencintai pacarnya dan merasa hancur ketika hubungan itu berakhir.

Maya berusaha untuk bangkit kembali dari patah hatinya, namun sulit baginya untuk melupakan semua kenangan indah yang telah ia alami bersama mantan pacarnya. Ia sering mengingat kenangan mereka bersama dan merasa sedih karena hubungan itu kini telah berakhir.

Namun, suatu hari Maya bertemu dengan seorang teman lama yang ia kenal dari masa kuliah. Teman itu, bernama Dika, adalah seseorang yang selalu menemani Maya saat ia sedih dan butuh teman untuk berbagi cerita. Dika mendengarkan keluh kesah Maya tentang patah hatinya dan memberikan dukungan moral kepadanya.

Bersama Dika, Maya belajar untuk memulihkan diri dari luka hatinya. Dika mengajarkan kepada Maya bahwa terkadang, hal-hal buruk terjadi dalam hidup kita, tetapi kita harus selalu berusaha untuk bangkit kembali. Maya mulai merasa lebih baik setiap harinya, meskipun masih ada saat-saat ketika rasa sedih kembali muncul.

Suatu hari, Maya dan Dika pergi ke sebuah pesta ulang tahun teman mereka. Di sana, Maya bertemu dengan seorang pria yang menarik perhatiannya. Pria itu bernama Rian, dan Maya merasa ada kecocokan antara mereka.

Mereka mulai berbicara dan Maya merasa nyaman bersama Rian. Mereka saling bertukar nomor telepon dan berjanji untuk bertemu lagi di lain waktu. Maya merasa bahwa mungkin, ini adalah awal dari babak baru dalam hidupnya.

Meskipun masih terasa sulit untuk melupakan mantan pacarnya, Maya memilih untuk membuka hatinya lagi untuk cinta. Ia menyadari bahwa meskipun ia pernah merasakan luka hati yang dalam, ia masih bisa mencintai dan dicintai kembali. Kehadiran Dika dan Rian memberikan harapan baru bagi Maya untuk memulai kembali hidupnya dan melupakan luka hatinya yang lama.

Artikel 500 kata!

Berikut WartaBulukumba.com mencoba memberi perintah: "Tulis artikel 500 kata tentang anak milenial yang sedang galau karena putus cinta."
 
Begini hasilnya:
 
Anak milenial sering dianggap sebagai generasi yang cerdas, mandiri, dan tahu betul apa yang mereka inginkan. Namun, ketika masalah cinta datang, anak milenial pun bisa merasa takut, bingung, dan galau. Putus cinta memang bukanlah masalah yang asing bagi siapa pun, tapi bagi anak milenial yang hidup dalam era digital, hal ini bisa menjadi semakin sulit untuk dihadapi.

Ada beberapa hal yang membuat putus cinta menjadi sulit bagi anak milenial. Pertama, adanya media sosial yang terus mempertontonkan kebahagiaan orang lain. Banyak anak milenial yang merasa sedih dan kehilangan saat melihat mantan pasangan mereka sedang bahagia bersama orang lain di media sosial. Hal ini bisa memicu perasaan cemburu dan kekecewaan yang semakin memperburuk keadaan.

Kedua, adanya teknologi yang memudahkan komunikasi. Sebagai anak milenial, mereka biasanya terbiasa untuk selalu terhubung dengan orang lain melalui pesan singkat atau media sosial. Namun, setelah putus, kontak terus-menerus dengan mantan pasangan bisa membuat mereka sulit untuk move on. Bahkan, ketika mantan pasangan memilih untuk tidak membalas pesan atau telepon, anak milenial bisa merasa semakin terluka dan kesepian.

Ketiga, sulit untuk menemukan waktu yang tepat untuk berduka. Kehidupan anak milenial sering kali sangat sibuk dengan pekerjaan, kuliah, atau aktivitas sosial lainnya. Terkadang, mereka merasa sulit untuk menemukan waktu yang tepat untuk berduka dan menghadapi perasaan sedih yang mereka alami. Hal ini bisa membuat proses penyembuhan menjadi semakin lama dan sulit.

Jika Anda adalah seorang anak milenial yang sedang galau karena putus cinta, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi perasaan sedih tersebut. Pertama, cobalah untuk menghindari media sosial dan kontak dengan mantan pasangan. Ini akan membantu Anda untuk fokus pada diri sendiri dan tidak terlalu memikirkan kebahagiaan mantan pasangan.

Kedua, carilah dukungan dari teman dan keluarga. Terkadang, berbicara dengan seseorang yang dipercayai bisa membantu mengurangi beban perasaan yang dirasakan. Selain itu, melakukan aktivitas yang menyenangkan bersama dengan teman atau keluarga juga bisa membantu mengalihkan perhatian dari perasaan sedih.

Ketiga, luangkan waktu untuk diri sendiri. Ini adalah waktu untuk merenung dan mengenal diri sendiri lebih baik. Anda bisa melakukan aktivitas yang disukai seperti berolahraga, menulis, atau bahkan bermeditasi. Ini akan membantu Anda untuk lebih tenang dan fokus pada hal-hal positif dalam hidup.

Terakhir, cobalah untuk menerima perasaan sedih dan kecewa yang Anda alami. Setiap orang berbeda dan butuh waktu yang berbeda untuk sembuh dari putus cinta. Jangan terlalu keras pada diri sendiri dan biarkan diri Anda untuk mengalami perasaan tersebut.

Ancaman AI

Sebuah pertanyaan terakhir diajukan kepaad ChatGPt: "Sejauh apa ancaman AI terhadap manusia?"
 
Berikut jawaban sekaligus peringatan dari ChatGPT:

Meskipun kecerdasan buatan (AI) dapat memberikan banyak manfaat bagi manusia, tetapi terdapat juga beberapa ancaman potensial yang harus diwaspadai. Berikut adalah beberapa ancaman AI terhadap manusia:

  1. Penggantian Pekerjaan: Kemampuan AI untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia dapat mengancam pekerjaan manusia di masa depan, terutama dalam pekerjaan yang terautomasi seperti produksi dan manufaktur.

  2. Kecurangan dan Penyalahgunaan: AI dapat digunakan untuk melakukan kecurangan dan penyalahgunaan data, termasuk penipuan, manipulasi data, dan kejahatan siber.

  3. Ketidakadilan: AI dapat menjadi tidak adil dalam pengambilan keputusan, terutama jika digunakan dalam konteks keputusan penting seperti dalam sistem peradilan pidana atau dalam pengambilan keputusan kredit.

  4. Kontrol dan Keamanan: AI dapat menjadi tidak aman jika tidak dikelola dengan baik, seperti pengambilalihan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab atau penggunaan AI untuk mengembangkan senjata otonom yang dapat membahayakan manusia.

  5. Pengaruh terhadap Kecerdasan Manusia: Perkembangan AI yang terus berkembang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan manusia secara keseluruhan, terutama dalam hal memori, konsentrasi, dan kemampuan berpikir kritis.

Karena itu, penting bagi kita untuk memahami potensi ancaman AI dan berupaya meminimalkan dampak negatifnya sambil memaksimalkan manfaatnya bagi manusia.

Begitulah. ChatGPT telah menjawabnya. Seberapa jauh ancaman itu? Jika ya, seberapa kuat kendali manusia atas kecerdasan buatan?***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x