Hal yang menarik dan sangat seru saat orang-orang yang kritis menanyakan kepada para penganut teori konspirasi 'elit global': "Apa gunanya satelit-satelit itu?"
Secara sederhana, kaum penganut teori konspirasi menguraikan bahwa satelit-satelit yang kita kenal 'berada di luar angkasa' sebenarnya tidak pernah ada. Lantas mereka memperkuat argumen bahwa Google Maps menggunakan menara tower bias. Dan mereka meminta kita membuktikannya dengan mengecek “Google Maps for mobile with My Location di YouTube.
Baca Juga: Lima teori ini berupaya menyibak misteri Atlantis, teori terakhir paling ekstrem
Mereka menegaskan bahwa jaringan internet dan komunikasi dunia terhubung dengan fiber optic yang hampir menyamai kecepatan cahaya.
Dengan demikian, keyakinan mereka, ramalan cuaca tidak menggunakan satelit tetapi menggunakan “weather baloons”.
Lalu bagaimana dengan satelit yang dibeli oleh sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia?
Jawaban mencengangkan mereka berbunyi: "Mereka membeli satelit memang menggunakan uang asli tapi karena mereka mengikuti sistem elite global, jangan salahkan mereka semua karena satelit memang asli dikirim dan diluncurkan tetapi dari jarak tertentu satelit yang diluncurkan melenceng dan tidak ada yang terus. Ujungnya adalah: meledak!"
Mereka kemudian menyuruh orang-orang untuk mengecek di mana tempat peluncuran roket. tentu saja itu adalah Cape Canaveral dan itu juga tempat satelit Palapa dari Indonesia dulu diluncurkan.