Pesan berantai WhatsApp ihwal fenomena Aphelion, ini penjelasan LAPAN

- 14 Juli 2021, 20:51 WIB
Fenomena Aphelion 6 Juli 2021.
Fenomena Aphelion 6 Juli 2021. /pixabay/PIRO4D//

WartaBulukumba - Pandemi di Bumi tak kunjung henti, sedikit simpang siur informasi apapun maka bisa tambah gaduh.

Salah satunya adalah pesan berantai melalui Facebook hingga WhatsApp yang menyebutkan kabar akan terjadi fenomena Aphelion.

Berikut isi pesan berantai tersebut:

*info Penting*

Mulai besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION, dimana letak bumi akan sangat jauh dr matahari. Kita tdk bs melihat fenomena tsb, tp kita bs merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus. Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya,yg akan berdampak meriang flu,batuk sesak nafas dll. Oleh Krn itu mari kita semua tingkatkan imun dgn byk2 meminum vitamin atau suplemen agar imun kita kuat. Smg kita semua selalu ada dlm lindunganNYA. Aamiin

Jarak bumi ke matahari perjlnan 5 mnt cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lbh jauh. Jadi hawa lbh dingin, dampaknya ke badan kurang enak karna ga terbiasa dgn suhu ini.

*Tetap  jaga kesehatan*

Baca Juga: Sumber vitamin D bukan hanya dari makanan tertentu

Pesan berantai WhatsApp itu langung memantik keresahan di ruang publik.

Telusur WartaBulukumba.Com pada laman Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), fenomena Aphelion terjadi ketika Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.

Menurut LAPAN, Aphelion tahun ini terjadi pada 6 Juli 2021, tepatnya dimulai pada pukul 05.27 WIB atau 06.27 WITA atau 07.27 WIT dengan membentang jarak 152.100.527 kilometer.

Baca Juga: Jejak perjalanan karir Neneng Anjarwati

Aphelion tidak berdampak langsung pada kehidupan manusia di Bumi. Aphelion adalah fenomena antariksa yang biasa terjadi setiap tahun. 

Suhu dingin yang belakangan ini dirasakan bukan karena Matahari sedang berada di titik terjauh. Suhu dingin itu lebih disebabkan oleh dinamika atmosfer yang terjadi. 

Suhu dingin saat pagi hari yang terjadi belakangan ini merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau.

Baca Juga: Hibernian vs Arsenal, Mikel Arteta: Gol kedua jelas offside

LAPAN menjelaskan, permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari pada siang hari, dan kemudian melepaskan panas yang diserap itu pada malam hari. Pelepasan panas itu seharusnya dipantulkan kembali oleh awan ke permukaan Bumi.

Lantaran tutupan awan yang sminim pada musim kemarau maka tidak ada panas yang dipantulkan kembali ke permukaan Bumi.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x